Bisnis.com, JAKARTA – Rencana hengkangnya dua bank besar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dari jajaran pemegang saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) disebut sebagai jalan masuk investor strategis.
Staff Khusus III Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengungkapkan alasan hengkangnya kedua bank besar tersebut agar BRIS mendapat investor strategis guna meraih pendanaan untuk ekspansi.
“Pertama sih kita pengin supaya ada investor strategisnya BSI. Di samping itu juga untuk supaya itu pendanaan bisa dipakai untuk ekspansi BSI, tetapi mayoritas tetap Mandiri," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (17/2/2023).
BSI akan mencari investor strategis. Jika sudah ada investor strategis maka posisi pemegang saham sebelumnya yaitu BRI dan BNI akan digantikan.
Arya juga menyebutkan alasan lain yaitu saham yang beredar di masyarakat terlalu kecil sehingga tidak menarik dan tidak terlalu bagus untuk pembentukan harga.
“Untuk Bursa dan market kan terlalu kecil, jadi kalau pembentukan harga tidak terlalu bagus untuk market,” jelasnya.
Baca Juga
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) susunan pemegang saham BRIS saat ini didominasi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebanyak 51,47 persen atau sekitar 23,74 miliar dari total seluruh saham yang dicatatkan.
Kemudian BBNI sebesar 23,24 persen atau sebesar 10,72 miliar saham. Selanjutany BBRI yang memiliki saham sebanyak 15,38 persen atau sebanyak 7,09 miliar saham.
Sementara itu saham yang beredar di masyarakat tercatat hanya sebesar 9,9 persen atau 4,57 miliar saham.
Sebelumnya Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihak kementerian BUMN telah membuka pembicaraan dengan investopr potensial yang disebut berasal dari perbankan global sehingga BSI dapat naik menjadi bank berkelas dunia.