Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan mengaku kesulitan menyalurkan pembiayaan mobil listrik di tengah pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023. Pasalnya euforia permintaan tidak diiringi dengan ketersediaan stok.
Direktur Sales & Distribution PT Mandiri Tunas Finance William Francis mengatakan permintaan mobil listrik masih terkendala waktu tunggu (inden), seperti halnya waktu tunggu Hyundai Ioniq5 dan Toyota Zenix yang mencapai enam bulan.
“[Soal kendala stok] masih, karena beberapa merek ada yang inden juga,” kata William kepada Bisnis, Rabu (22/2/2023).
Adapun sepanjang 2022, total pembiayaan mobil listrik mencapai 260 unit atau Rp92 miliar. Sementara itu, mobil konvesional mencapai 79.887 unit atau Rp20 triliun.
Sementara itu untuk tahun ini, MTF mengaku optimis terkait pembiayaan kredit di industri otomotif. Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ini menargetkan pertumbuhan 20-30 persen pada 2023.
“[Target] Jauh lebih besar ya target sampai kalau boleh sebut naiknya 20-30 persen mungkin Rp33 triliun dari yang sekarang Rp27 triliun,” kata Direktur Utama MTF Pinohadi G Sumardi saat ditemui di MTF Customer Experience Lounge pada Selasa (14/3/2023).
Baca Juga
Adapun penyaluran pembiayaan baru perseroan sepanjang 2022 berhasil mencapai Rp27,8 triliun, tumbuh sekitar 36 persen year-on-year (yoy). Hal tersebut juga, lanjut Pino, yang membuat MTF optimis menghadapi 2023. Pihaknya bahkan menargetkan profit tembus diangka Rp1 triliun.
“Optimis kita, profit kan naiknya juga tiga kali lipat juga dibandingin 2021 ke 2022. Jadi tahun ini target tembus Rp1 triliun,” imbuhnya.
Pino pun mengaku pihaknya melihat peluang yang lebih besar terkait pembiayaan mobil baru pada 2023, meskipun industri otomotif masih dibayangi sulitnya suplai semikonduktor.
“Demand masih tinggi [mobil baru], ekonominya sekarang kan juga sudah gerak. Beberapa pemain manufakturing mobil juga melihat bahwa semakin baik,” katanya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan roda empat sepanjang 2022 diketahui mencapai 1,013 juta unit, tumbuh 17,4 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Terpisah, Direktur Utama PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. (ADMF) I Made Dewa Susila juga mengatakan hal serupa terkait kendala menyalurkan pembiayaan mobil listrik. Menurutnya saat ini masa tunggu kendaraan roda empat berbasis baterai terbilang lama.
Sementara itu, pada tahun lalu ADMF mencatatkan pembiayaan kendaraan listrik senilai Rp30 miliar. Sebagian besar didominasi oleh mobil listrik Wuling Air Ev.
Secara total, ADMF menyalurkan pembiayaan senilai Rp31,7 triliun sepanjang 2022. Dengan demikian kontribusi kendaraan listrik saat ini masih sangat kecil.
Dewa menyebutkan, terdapat tiga hal yang dicermati orang-orang dalam membeli kendaraan listrik, yakni harga beli, infrastruktur, dan harga jual kembali.
Sebagaimana diketahui harga mobil listrik terpaut jauh dengan harga mobil konvensional. Pun infrastruktur pengisian daya masih jadi satu pertimbangan konsumen otomotif untuk membeli mobil berbasis baterai.
Kemudian soal harga jual kembali, karena masih berumur muda, pasar mobil listrik bekas belum terbentuk.