Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyebutkan rasio dana pihak ketiga (DPK) terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih rendah, bahkan di bawah negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Dia mengatakan rasio DPK/PDB Indonesia pada 2022 ada di angka 38,38 persen. Rasio DPK/PDB Indonesia itu berada di atas Vietnam dengan rasio 23,34 persen.
Sementara, rasio DPK/PDB Indonesia di bawah Filipina dengan rasio 77,74 persen, Malaysia 122,59 persen, Thailand 135,69 persen, dan Singapura 141,14 persen.
"Dibandingkan negara tetangga, kalau dilihat Filipina, Thailand, Singapura, dan Malaysia kita ada di bawah. Jadi, orang kita masih kurang nabung atau bisa saja tidak punya duit, yang jelas tabungan masih kurang," katanya di Jakarta, Kamis (2/3/2023) di Jakarta.
Ia mengatakan apabila simpanan memadai, maka kemampuan penyaluran pembiayaan pun akan semakin mudah. "Tidak perlu susah-susah undang modal asing lagi," katanya.
Ke depan pun LPS menurutnya akan mendorong agar perbankan semakin percaya diri dengan sistemnya dalam menjaring simpanan. "Agar bisa kejar dan bangun ekonomi dengan uang kita sendiri," ujar Purbaya.
Baca Juga
Sebelumnya, berdasarkan data distribusi simpanan yang dirilis LPS, total nominal simpanan di bank umum pada Januari 2023 mencapai Rp8.004 triliun, turun 2,43 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau secara bulanan (Month-on-Month/MoM). Sementara, jumlah rekening simpanan nasabah di bank umum pada Januari 2023 mencapai 506,56 juta rekening, turun 0,4 persen MoM.
LPS juga melaporkan nilai nominal simpanan nasabah di bank perkreditan rakyat (BPR) per 31 Desember 2022 mencapai Rp153,6 triliun dengan jumlah rekening sebanyak 15,35 juta rekening.