Bisnis.com, JAKARTA — Komitmen anak perusahaan Mitsubishi UFJ Financial Group atau MUFG Bank, Bank of Ayudhya Public Company Limited (Krungsri) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance mengakuisisi PT Home Credit Indonesia diharapkan dapat memperkuat sinergi bisnis di sektor industri jasa keuangan.
Chief Executive Officer (CEO) dan Executive Director Home Credit International Radek Pluhar mengatakan setidaknya ada tiga sinergi yang dihasilkan atas akuisisi ini. Pertama, perusahaan berpeluang untuk menekan cost of fund (biaya dana) karena memiliki akses pendanaan yang lebih murah yang bersumber dari MUFG. Artinya, sinergi ini dapat membuat cost of fund Home Credit lebih terjangkau dan akan berimbas pada produk pembiayaan yang ditawarkan.
“Ada peluang untuk menurunkan cost of fund dan setelah terjadi perubahan shareholder akan memperluas bisnis Home Credit dengan beban yang lebih rendah,” tutur Radek dalam sesi wawancara terbatas bersama media di Pand’Or, Jakarta, Rabu (8/3/2023).
Kedua, adanya pembiayaan kendaraan roda dua dan bisnis otomotif dari Adira Finance. Radek menilai emiten bersandi saham ADMF itu telah membangun bisnis dengan kinerja yang sangat apik. Selanjutnya, sinergi ketiga adalah adanya manajemen risiko dan ekosistem.
Namun, lanjutnya, baik MUFG maupun Adira Finance belum memiliki pembiayaan tanpa agunan atau tanpa jaminan, sebagaimana yang dimiliki Home Credit, terutama untuk pembiayaan barang.
Radek menuturkan bahwa pembiayaan barang merupakan salah satu keunggulan perusahaan untuk memberikan fasilitas keuangan yang mudah dengan proses yang cepat.
Baca Juga
“Jadi proses cepat itu adalah keunggulan yang kita punya, karena kita punya keunggulan dari data science supaya bisa mempengaruhi keputusan, baik itu dari sisi risk maupun customer relationship management,” jelasnya.
Dengan demikian, Radek menilai bahwa sejumlah sinergi tersebut akan saling melengkapi dan menciptakan ekosistem keuangan yang lengkap.
Atas adanya akuisisi ini, Radek menyampaikan Home Credit Indonesia sebagai merek akan tetap ada dan pemegang saham baru memiliki hak untuk menggunakan merek tersebut.
“Tim [Home Credit Indonesia] tetap ada, hubungan yang telah kami bangun dari waktu ke waktu tetap utuh. Yang berubah adalah pemegang saham,” tutupnya.