Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Amerika Serikat (AS), seperti pemerintah, The Fed, dan FDCI akhirnya turun tangan untuk mengatasi krisis akibat kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB). Perusahaan rintisan atau startup bisa bernapas lega?
Regulator perbankan pada Minggu malam waktu setempat mengatakan bahwa deposan Silicon Valley Bank (SVB) akan memiliki akses ke dana mereka pada Senin. Hal itu menghilangkan kekhawatiran startup yang harus membayar upah karyawan mereka di minggu ini.
Sebagaimana diketahui, penutupan bank SVB secara mendadak terjadi antaran kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang merugikan pelanggan startup, serta upaya peningkatan modal yang gagal memacu penarikan deposito secara besar-besaran.
Terlepas dari kelegaan tersebut, masih terdapat sejumlah pertanyaan tentang lingkungan pendanaan untuk startup, yang sebelumnya mengandalkan SVB untuk mendukung bisnis mereka.
Manajemen SVB masih belum menemukan pembeli hingga Minggu (12/3/2023). Padahal, banyak perusahaan modal ventura dan pendiri perusahaan teknologi yang mengharapkan berita positif.
“Ini adalah langkah besar dalam memulihkan kepercayaan pada komunitas startup. Sebelum langkah ini, banyak start-up merencanakan tindakan darurat yang kemungkinan besar akan menyebabkan lebih banyak PHK. Tindakan tersebut telah memberikan kepastian yang sangat dibutuhkan bahwa setiap orang dapat melakukan penggajian pada hari Senin,” kata Jon Sakoda, pendiri early stage venture firm Decibel Partners, dilansir melalui Reuters, Senin (13/3/2023).
Baca Juga
Penutupan SVB secara tiba-tiba membawa kabar buruk Silicon Valley di tengah periode suram yang ditandai dengan PHK perusahaan teknologi dan penurunan konsumsi karena konsumen memperketat belanja mereka.
Eksekutif perusahaan, dimana banyak dari mereka yang menempatkan dana di SVB, menggunakan Twitter dan jaringan media sosial lainnya untuk meminta bantuan.
Sam Altman, yang mengepalai OpenAI, yang dikenal dengan perangkat lunak kecerdasan buatan ChatGPT, menawarkan dana darurat kepada startup untuk membantu mengatasi ketidakpastian dan membayar karyawan mereka.
Investor teknologi Asheesh, Birla, telah menghabiskan tiga hari terakhir bekerja tanpa henti, antara memberi masukan kepada perusahaan tentang cara membuat daftar gaji, atau mendesak orang untuk menelepon politisi lokal mereka. Dia mengapresiasi keputusan pemerintah federal dalam memberikan kepastian terkait dengan simpanan nasabah.
“Perusahaan tidak perlu khawatir simpanan mereka aman atau tidak,” katanya.
Pernyataan bersama pada hari Minggu oleh Otoritas di AS termasuk Departemen Keuangan dan Federal Reserve mengindikasikan pembayar pajak tidak akan menanggung biaya apa pun yang terkait dengan rencana baru seputar SVB. Namun, pemegang saham dan beberapa kreditur tanpa jaminan tidak akan mendapatkan perlindungan yang sama.
Birla memperkirakan dalam beberapa hari ke depan, pemilik startup akan berbondong-bondong membuka rekening di bank-bank besar.
Doktor Gurson, CEO Rad AI, mengatakan bahwa berita itu mewakili ‘kelegaan kolektif’ setelah berhari-hari mengkhawatirkan bagaimana menyiapkan gaji untuk startup-nya dengan sekitar 65 karyawan.
“Sejujurnya, saya kehilangan beberapa tahun hidup saya selama akhir pekan. Ini sedikit seperti roller coaster," jelasnya.