Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasio Likuiditas Capai 219 Persen, Manajemen BNI (BBNI): Aman Terhadap Guncangan

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) atau BNI mencatatkan rasio kecukupan likuiditas (LCR) mencapai 219 persen per Desember 2022.
Gedung BNI di Jakarta/dokumen BNI
Gedung BNI di Jakarta/dokumen BNI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) atau BNI mencatatkan rasio kecukupan likuiditas (Liquidity Coverage Ratio/LCR) mencapai 219 persen per Desember 2022. Manajemen menyebutkan besaran rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan mengelola likuiditas dengan baik.

Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo menuturkan selain rasio likuiditas, bank BUMN bersandi saham BBNI itu juga mampu menjaga keuangan bank dalam kondisi likuid. Kecukupan ini memastikan kemampuan perusahaan memenuhi berbagai kebutuhan dana nasabah.

"Profil likuiditas kami sangat baik, jauh di atas persyaratan regulator," kata Okki dalam keterangan tertulis, Minggu (19/3/2023).

Sementara itu, rasio pendanaan stabil bersih atau Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di posisi 124,2 persen pada Desember 2022. Melihat hal itu, Okki mengatakan bahwa angka-angka tersebut menunjukkan ketahanan BNI terhadap guncangan yang mungkin terjadi.

Okki menjelaskan, sebagian besar pendanaan BNI terdiri dari pendanaan yang stabil yang bersumber dari Dana Pihak Ketiga (DPK), dan hanya kurang dari 10 persen yang berasal dari pendanaan wholesale seperti obligasi yang diterbitkan, pinjaman, dan deposito dari bank lain.

"Kepercayaan deposan terhadap BNI juga terjaga dengan pertumbuhan Current Account Saving Account [CASA atau dana murah] yang sehat, sehingga CASA ratio kami saat ini ada di kisaran 73 persen," sambungnya.

Selain itu, Okki menerangkan bahwa risiko tekanan pada aset perusahaan juga sangat kecil karena hanya sebagian kecil dari aset produktif BNI yang merupakan surat berharga non-pemerintah.

Dari total portofolio bond yang dimiliki BNI saat ini, sebesar 95 persen merupakan obligasi pemerintah yang berisiko rendah dengan rata-rata tenor +/- 3 tahun. "Kami akan terus menerapkan asas prudential dalam operasional dan bisnis, sehingga dapat terhindar dari risiko-risiko berat di pasar global," paparnya.

Beralih dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BNI saat ini di atas 20 persen (21,25 persen di Februari 2023), jauh di atas ketentuan regulator dan jauh lebih baik dibandingkan dengan bank-bank global lainnya.

"LDR BNI dalam keadaan baik dan dikelola dengan hati-hati. Kami percaya bahwa model bisnis BNI sangat kuat,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper