Survei Indo Barometer: Erick Thohir Cawapres Teratas

Survei Indo Barometer menempatkan nama Erick Thohir pada posisi teratas sebagai calon wakil presiden pilihan publik jika pemilihan presiden dilakukan hari ini.
Foto: Erick Thohir Ketua Umum PSSI/PSSI.org
Foto: Erick Thohir Ketua Umum PSSI/PSSI.org

Bisnis.com, JAKARTA—Survei Indo Barometer menempatkan nama Erick Thohir pada posisi teratas sebagai calon wakil presiden pilihan publik jika pemilihan presiden dilakukan hari ini.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, nama Erick Thohir berada di urutan teratas pilihan publik dengan mendulang 22,9% suara responden.

"Di bawahnya ada Khofifah Indar Parawansa yang mendapat 15,8 persen suara, Muhaimin Iskandar 6,7 persen, Puan Maharani 6,3 persen, Chairul Tanjung 2,7 persen, belum memutuskan 25,5 persen, dan tidak tahu 14,9 persen," kata Qodari di Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Sekedar catatan, nama-nama tersebut disodorkan kepada responden untuk dipilih dalam wawancara tatap muka yang melibatkan 1.190 responden di 33 provinsi pada 12-24 Februari 2023.

Responden berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Mereka terdiri dari 50% laki-laki dan 50% persen yang mayoritas (59,7%) tinggal di perkotaan dan sisanya (40,3%) tinggal di pedesaan.

Sebanyak 90,5% responden beragama Islam, dari suku Jawa (41,2%), Sunda (16%), dan lainnya 22%. Sisanya suku lain seperti Melayu, Batak, Minang, yang masing-masing di bawah 5%.

Posisi Cawapres pada untuk 2024, kata Qodari, akan sangat menentukan kemenangan mengingat elektabilitas capres terpopuler tidak begitu jauh.

Qodari menambahkan, Cawapres 2024 akan dipilih berdasarkan satu dari empat variabel: elektabilitas cawapres, dukungan partai politik, logistik/sumber daya, kecocokan pribadi.

"Makin banyak kriteria yang masuk, makin berpeluang dipilih," tambah Qodari.

Nama Erick Thohir, tambah Qodari, paling sering dipasangkan dengan Ganjar Pranowo yang dalam survei ini menempati urutan pertama sebagai calon presiden dengan elektabilitas 29,4 persen.

"Erick dan Ganjar juga sering tampil bersama, walaupun ada juga potensi nama Puan Maharani sebagai bentuk akomodasi politik," kata Qodari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper