Bisnis.com, BADUNG – Bank Indonesia (BI) bersama dengan negara anggota Asean lainnya akan mengimplementasikan konektivitas sistem pembayaran dengan menggunakan infrastruktur pembayaran cepat (fast payment) pada 2024.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan bahwa negara-negara kawasan akan mendorong terimplementasinya lalu lintas pembayaran antarnegara yang murah, transparan, dan cepat.
“Jadi untuk menghilangkan konteks [sistem pembayaran] yang selama ini terlampau mahal, sangat selektif, dan tidak transparan,” katanya dalam acara Media Briefing Asean Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM), Senin (27/3/2023).
Dody menjelaskan, sistem pembayaran global dalam konteks digital akan mengatasi berbagai kendala yang ada saat ini dalam melakukan transaksi.
Untuk diketahui, Indonesia telah menyepakati kerja sama sistem pembayaran dengan menggunakan infrastruktur QR Code dengan empat negara anggota Asean, di antaranya dengan Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina.
Implementasi pembayaran lintas negara dengan Thailand telah dimulai pada 2022. Sementara itu, implementasi dengan Malaysia ditargetkan pada Agustus 2023.
Baca Juga
Dody mengatakan, kerja sama pembayaran lintas batas juga akan diperluas dengan empat negara anggota Asean lainnya, tergantung pada kesiapan infrastruktur pembayaran QR Code di negara-negara tersebut.
Selanjutnya, pada 2024, kerja sama sistem pembayaran lintas batas akan diperluas dengan menggunakan infrastruktur fast payment. Indonesia sendiri telah meluncurkan infrastruktur fast payment atau BI-Fast pada 2021 lalu.
“2024 kita akan gunakan fast payment, kita sudah punya BI fast, kalau transfer sekarang sudah Rp2.500, sudah cepat, nanti kita bisa lakukan itu dengan negara lain,” jelasnya.
Dody menambahkan, kerja sama pembayaran lintas batas tidak hanya terbatas pada kawasan Asean, tetapi juga akan diperluas ke kawasan Asia Selatan, seperti India, bahkan hingga Jepang dan Arab Saudi.