Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catat! Obligasi BTN (BBTN) Senilai Rp2 Triliun Jatuh Tempo Hari Ini

Obligasi BTN (BBTN) dengan nomor seri BBTN01CN2 tersebut secara resmi sudah tidak efektif untuk diperdagangkan.
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) di Jakarta, Rabu (21/12/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) di Jakarta, Rabu (21/12/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Obligasi Berkelanjutan I PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) tahap II tahun 2013 akan jatuh tempo pada hari ini, Senin (27/3/2023).

Mengutip laporan yang dibagikan Bursa Efek Indonesia (BEI), sejalan dengan jadwal jatuh tempo tersebut, obligasi dengan nomor seri BBTN01CN2 tersebut secara resmi sudah tidak efektif untuk diperdagangkan.

"Mulai tanggal 27 Maret 2023 maka efek sebagai berikut [Obligasi Berkelanjutan I BTN Tahap II] tidak tercatat dan tidak dapat diperdagangkan lagi melalui Bursa Efek Indonesia," jelas BEI dalam pengumuman bursa, dikutip Senin (27/3/2023).

Sebelumnya, manajemen BBTN telah menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan dana untuk melakukan pelunasan atas obligasi tersebut. 

Adapun, berdasarkan posisi keuangan dalam laporan keuangan BBTN per 31 Desember 2022, dana pelunasan obligasi tersebut telah ditempatkan pada pos efek-efek melalui surat perbendaharaan negara.

Di samping itu, obligasi berkelanjutan IV tahap I 2020 seri B BTN senilai Rp727 miliar juga akan jatuh tempo pada tahun ini, tepatnya pada 19 Agustus 2023 mendatang. Artinya, jumlah obligasi yang harus dibayar bank pelat merah tersebut pada tahun ini mencapai Rp2,72triliun.

Selanjutnya, bank yang berfokus pada pembiayaan KPR ini juga berencana menerbitkan obligasi dan efek beragunan aset (EBA) dengan total sebesar Rp1,5 triliun pada kuartal III/2023.

Direktur Finance BBTN Nofry Rony Poetra menuturkan, penerbitan obligasi dan EBA retail tersebut dimaksudkan untuk mendorong penyaluran kredit yang ditargetkan akan tumbuh pada kisaran 10 hingga 11 persen.

"Tahun ini kami rencana terbitkan Rp1 triliun obligasi, EBA juga ada Rp500 miliar untuk jaga likuiditas dari pasar EBA dan pasar obligasi. Obligasi di kuartal III penggunaan dananya jelas untuk kredit," tuturnya dalam agenda paparan kinerja BBTN beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, Nofry melanjutkan, hingga saat ini pihaknya masih menggodok upaya tersebut. Sehingga, perseroan belum menunjuk sekuritas yang akan dijadikan sebagai penjamin emisi efek.

"Belum ada, kita tunggu dulu, biasanya kita tiga bulan sebelumnya mengadakan beauty contest untuk memilih semua lembaganya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper