Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-Siap! Persetujuan KPR di BTN Pakai Mesin, Bukan Kepala Cabang

Persetujuan KPR di BTN bakal memakai mesin, bukan kepala cabang. Hal ini akan mempercepat proses pencairan KPR.
Calon pembeli mengunjungi proyek pembangunan rumah di Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/2/2023). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) targetkan mampu mendukung pembiayaan perumahaan hingga rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) yang mencapai 12,75 unit dapat diatasi./Bisnis-Abdurachman
Calon pembeli mengunjungi proyek pembangunan rumah di Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/2/2023). PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) targetkan mampu mendukung pembiayaan perumahaan hingga rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) yang mencapai 12,75 unit dapat diatasi./Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Persetujuan kredit pemilikan rumah (KPR) di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) bakal dilakukan melalui mesin pintar. Peran kepala cabang bakal dianulir dalam penentuan kelayakan nasabah.

Hal tersebut disampaikan oleh Dirut BTN Nixon LP Napitupulu dalam temu media di Jakarta, akhir pekan lalu. Dia menyampaikan sudah waktunya perseroan melakukan transformasi digital dengan melibatkan kecerdasan mesin dalam membuat keputusan.

Oleh sebab itu, ungkapnya, manajemen tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam menjalankan bisnis. Salah satunya, sambungnya, keputusan untuk menyetujui pemberian KPR melalui mesin.

“Nanti tidak melibatkan kepala cabang dalam memutuskan KPR, tetapi melalui mesin. Jadi prosesnya akan lebih cepat lagi,” kata Nixon yang baru ditunjuk pemegang saham menjadi dirut BTN menggantikan Haru Koesmahargyo.

Dia menerangkan, perseroan akan melakukan persetujuan KPR melalui mesin untuk kredit minimal Rp750 juta. Namun, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan ke depan batasan plafon kredit bakal diturunkan.

Profil risiko debitur dengan plafon kredit besar, relatif lebih terukur karena biasanya memiliki rekam jejak transaksi digital. Mulai dari kartu kredit, pembayaran listrik, telepon dan lainnya.

Selain itu, menurut Nixon, perseroan akan memudahkan debitur yang telah berjalan (eksisting) dalam melakukan penambahan (top up) kredit. Rencana ini mirip dengan skema persetujuan kredit yang menggunakan mesin. “Top up strategi ini tidak banyak menggunakan manusia, melalui mesin juga.”

Dia menjelaskan, debitur yang telah mengangsur selama 5 tahun akan mendapatkan informasi atau pemberitahuan dari BTN bila ingin melakukan top up kredit. Penambahan kredit ini, lanjutnya, berupa pembiayaan renovasi hingga pembelian furniture.

“Selama ini kan prosesnya lama, nasabah yang menggajukan. Terus harus proses administrasi, dicek SLIK [Sistem Layanan Informasi Keuangan] OJK, kemudian baru cair. Nah, ini kita balik, BTN yang menawarkan langsung nanti,” tuturnya.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan BTN, dari 100 nasabah yang masuk kualifikasi, sekitar 72 persen lolos dari persetujuan mesin. Kemudian, dari 1.000 nasabah yang lolos sekitar 20 persen. “Bila yang lolos 30 persen saja sudah lumayan.”

Mengejar Terbaik di Asia Tenggara

Dalam kesempatan itu, Nixon mengutarakan bahwa dengan adanya perombakan direksi akan menambah solid tim manajemen dalam mewujudkan visi perseroan menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada 2025

Menurutnya, untuk mencapai target itu perseroan telah menetapkan tiga strategi bisnis. Pertama, modernisasi BTN dengan melakukan repositioning brand perseroan agar tidak hanya dikenal sebagai bank penyalur KPR, tetapi juga sebagai bank tabungan.

“Untuk menjadi bank tabungan, kami akan fokus pada penghimpunan DPK low cost dengan meningkatkan CASA pada segmen ritel dan institusi BTN,” jelasnya.

Kedua, digitalisasi proses. Dalam strategi ini bisnis perseroan akan difokuskan ke arah mortgage and beyond dengan mendorong pemanfaatan BTN Mobile yang menjadi SuperApps andalan BTN.

Perseroan akan mendorong peningkatan sumber komisi berbasis layanan dan transaksional terutama pada bisnis wealth management, digital banking, dan corporate.

Ketiga perluasan bisnis berbasis ekosistem perumahan dengan mendorong optimalisasi kontribusi pada program KPR subsidi dan meningkatkan KPR nonsubsidi melalui kerja sama developer, agen properti dan mengembangkan kredit yang menyasar generasi milenial.

Dalam perluasan bisnis ini, perseroan juga akan meningkatkan penyaluran kredit high yield beyond mortgage melalui cross selling kepada nasabah captive, seperti Kredit Ringan Tanpa Agunan (KRING), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Pada tahun ini perseroan menargetkan kredit dan pembiayaan tumbuh 10-11 persen dan dana pihak ketiga tumbuh 10-11 persen. Adapun laba bersih ditargetkan naik menjadi sekitar Rp3,3 triliun dibandingkan dengan perolehan 2022 sebesar Rp3,04 triliun.

Sementara itu, untuk rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross diharapkan pada kisaran 3,2-3 persen hingga akhir tahun ini.

“Kami optimis dalam 2-3 tahun mendatang, BTN akan dapat menurunkan rasio NPL menjadi 2 persen,” kata Nixon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hendri T. Asworo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper