Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fraksi PKS Tolak PMN Rp3 Triliun untuk Pengalihan Polis Jiwasraya ke IFG Life

Ini alasan anggota DPR dari Fraksi PKS saat menolak PMN Rp3 triliun untuk pengalihan polis Jiwasraya ke IFG Life.
Karyawan beraktivitas didepan logo IFG Life, Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas didepan logo IFG Life, Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA-- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempertanyakan rencana BUMN yang meminta tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp3 triliun. Tambahan modal tersebut untuk menyelesaikan pengalihan polis PT Asuransi Jiwasraya ke IFG Life. 

Anggota Komisi VI DPR dari fraksi PKS Nevi Zuairina mengatakan pihaknya belum menemukan pembenaran untuk memberikan PMN terkait Jiwasraya melalui PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) atau IFG.

Menurutnya, PMN yang dialokasikan untuk BUMN yang tidak memiliki masalah kejahatan. 

"Karena sekarang PMN penting sekali untuk BUMN yang membutuhkan. Ini untuk mendorong kinerja perusahaan sehingga optimal dan untuk membantu akselerasi ekonomi nasional. Jadi memang kami menolak PMN untuk IFG ini," kata Nevi dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Wakil Menteri (Wamen) BUMN II, Rabu (12/4/2023). 

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi NasDem Subardi mengatakan bahwa pihaknya menyebutkan bahwa apa yang dialami Jiwasraya bukan merupakan dampak pandemi Covid-19, seperti BUMN lainnya yang terdampak.

Kementerian BUMN turut mengajukan PMN untuk PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) sebesar Rp1,9 triliun karena terdampak pandemi Covid-19. 

Kendati demikian, Subardi mengatakan bahwa dirinya setuju bahwa pengalihan polis Jiwasraya ke IFG Life perlu diselesaikan. Terlebih berkaitan dengan masyarakat sekitar 157.000 polis telah dirugikan.

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi PDIP Harris Turino menyinggung bahwa pengalihan polis Jiwasraya ke IFG Life merupakan langkah yang tepat.

Terlebih kondisi IFG Life sebelum pengalihan polis Jiwasraya sangat sehat dengan Risk Based Capital (RBC) 223,6 persen pada 2021. 

"Tapi begitu ketambahan beban Rp30 triliun RBC turun menjadi 127,86 persen atau hanya di atas ambang batas perusahaan asuransi yang sehat dan yang tidak sehat," katanya. 

Harris pun menilai bahwa kecukupan modal asuransi perlu di tambah dalam kondisi tertentu supaya tidak berbahaya dan bisa menimbulkan systemic effect.

Dengan demikian, dia meminta agar manajemen menghitung dengan benar dan melakukan koordinasi termasuk dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). 

"Itu harus dilakukan karena besarnya Rp3 triliun, jangan sampai ditambahin Rp3 triliun malah tidak tuntas," katanya 

Selain itu, dia juga menyinggung terkait dengan fundraising Rp1,91 triliun yang didapatkan dengan underline dari dividen anak perusahaan melalui senior bond.

"Di tengah kondisi seperti ini apa ya laku senior boundnya kalau enggak laku apa mitigasinya ini yang perlu dilakukan," tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) IFG Life Hexana Tri Sasongko menjelaskan bahwa membutuhkan dana sekitar Rp8,01 triliun agar masalah Jiwasraya ke IFG Life tuntas.

Dia merinci Rp3 triliun didapatkan dari PMN, sekitar Rp1,9 triliun fundraising, dan Rp3,1 triliun perampasan aset Jiwasraya oleh Kejaksaan Agung (RI) yang telah dipulihkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper