Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan portofolio kredit pada sektor berkelanjutan tumbuh 11,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp180,8 triliun hingga Maret 2023. Angka tersebut berkontribusi hingga 25 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan bahwa penyaluran kredit tersebut turut diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman.
“Ditopang oleh likuiditas yang memadai, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan. BCA senantiasa mengelola risiko likuiditas dan risiko pasar secara pruden, untuk memastikan terhindar dari dampak dinamika yang tengah terjadi di pasar global," jelasnya dalam agenda paparan kinerja BCA kuartal I/2023, Kamis (27/4/2023).
Jahja menambahkan, saat ini liquidity coverage ratio (LCR) bank mencapai 386,1 persen per kuartal I/2023, jauh di atas ketetapan regulator. Ekses likuiditas BCA ditempatkan pada instrumen investasi berkualitas tinggi dengan tenor yang relatif pendek.
Di samping itu, BBCA telah menyalurkan kredit untuk kendaraan listrik sebesar Rp327 miliar sebagai bentuk komitmen perseroan dalam mendorong perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Adapun, sepanjang tiga bulan pertama 2023, secara keseluruhan BBCA telah menyalurkan total kredit mencapai Rp713,8 triliun naik 12 persen secara tahunan.
Baca Juga
Lebih rinci, Kredit korporasi naik 11,7 persen yoy mencapai Rp320,5 triliun di Maret 2023, menjadi kontributor utama total kredit BCA. Peningkatan tersebut seiring dengan tumbuhnya aktivitas bisnis, kredit komersial dan UKM meningkat 11,8 persen mencapai Rp211,1 triliun. Dukungan BCA pada sektor UKM tercermin pada Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) yang tercatat sebesar 22,1 persen, di atas target yang ditetapkan.
Sementara itu, kredit pembiayaan rumah (KPR) tumbuh 11,6 persen menjadi Rp109,6 triliun, dan KKB naik 15,2 persen yoy menjadi Rp47,9 triliun.
Kemudian, saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 16,2 persen menjadi Rp14 triliun. Alhasil, total portofolio kredit konsumer naik 12,7 persen secara tahunan menjadi Rp174,5 triliun.