Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Devisa Turun, Bos BI: Cukup untuk Stabilkan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo buka suara soal turunnya cadangan devisa per April 2023.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia saat ini lebih dari cukup untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

“Posisi cadangan devisa lebih dari cukup untuk mengendalikan stabilitas rupiah,” katanya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (8/5/2023).

BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2023 tetap tinggi sebesar US$144,2 miliar, meski sedikit menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2023 sebesar US$145,2 miliar. 

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Perry mengatakan nilai tukar rupiah pun cenderung stabil, bahkan diperkirakan terus menguat ke depan sesuai dengan fundamentalnya.

Penguatan rupiah juga didukung oleh tekanan global yang mereda, terutama dengan diperkirakan berakhirnya kenaikan suku bunga acuan The Fed, bank sentral Amerika Serikat.

“Dengan FFR [Fed Funds Rate] yang sudah mencapai puncaknya, fundamental rupiah akan tetap positif, juga didukung dengan inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi tinggi, dan tetap menariknya imbal hasil [obligasi], serta komitmen BI menjaga rupiah,” jelasnya.

Perry menambahkan, BI ke depan akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan tetap berada di pasar untuk memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai tukar rupiah tetap stabil.

“Demikian juga melalui perluasan penerapan DHE [devisa hasil ekspor] melalui term deposit valas DHE sesuai mekanisme pasar,” tuturnya.

Tercatat, DHE yang terkumpul melalui instrumen term deposit valas DHE mencapai US$363 juta hingga 3 Mei 2023.

Perry mengatakan total DHE yang terkumpul di instrumen term deposit valas tersebut yaitu dari sebanyak 16 eksportir yang ditempatkan di sebanyak 7 perbankan. Para eksportir tersebut didominasi oleh sektor pertambangan, perkebunan, dan perikanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper