Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramai Perusahaan Reasuransi Tinggalkan Net-Zero Insurance Alliance, Begini Kata Pakar

Implementasi komitmen bersama mengurangi portofolio pertanggungan emisi gas kaca menjadi nol atau net zero emission (nol emisi karbon) pada 2050 sangat berat.
Ilustrasi petugas asuransi memeriksa dokumen klaim/ Dok. Freepik.
Ilustrasi petugas asuransi memeriksa dokumen klaim/ Dok. Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA— Swiss Re meninggalkan Net-Zero Insurance Alliance (NZIA). Sebelumnya, perusahaan reasuransi tersebut merupakan anggota pendiri, ketika NZIA diluncurkan pada KTT Iklim G20 2021 di Venesia. 

Swiss Re menyusul beberapa perusahaan reasuransi seperti Jerman Hannover Re, Hannover Re, Munich Re, dan Zurich yang lebih dulu memilih hengkang. 

NZIA adalah komitmen industri asuransi untuk mendorong bisnis risiko mereka baik asuransi maupun reasuransi ke bisnis yang ramah lingkungan sehigga mendorong nol emisi gas rumah kaca pada tahun 2050. Komitmen yang sudah dideklarasikan dalam Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim. Komitmen ke NZIA juga berarti perusahaan akan menghindari industri estraktif seperti pertambangan batu bara hingga minyak dan gas. 

Terkait hal tersebut, Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) Abitani Taim menilai bahwa implementasi komitmen bersama untuk mengurangi portofolio pertanggungan emisi gas kaca menjadi nol atau net zero emission (nol emisi karbon) pada 2050 sangat berat. 

“Ditambah kondisi geopolitik yang tidak menentu, menyebabkan perusahaan-perusahaan harus berusaha keras untuk bertahan hidup. Dengan dibatasinya risk appetite asuransi dan reasuransi karena mengikuti aturan dalam Net-Zero Insurance Alliance menjadi tantangan yang berat,” kata Abitani  kepada Bisnis, Selasa (23/5/2023).

Abitani menambahkan bahwa langkah beberapa perusahaan tersebut sebenarnya bukan untuk menghindari monopoli yang menjadi alasan utamanya. Namun lebih komitmen untuk melaksanakannya yang  dapat mengurangi pendapatan perusahaan. 

“Dilain sisi, perang masih berlanjut dan kemiskinan membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang murah,” imbuhnya. 

Abitani pun melihat NZIA dapat menjadi aliansi ompong yang keberadaannya tidak dirasakan dampaknya. Dia bahkan memprediksi aliansi tersebut tidak bertahan lama.  

“Bubar apabila semua anggotanya tidak dapat melaksanakan komitmennya,” tandasnya. 

Raksasa reasuransi global Swiss Re sebelumnya diberitakan akan meninggalkan NZIA. Saat mengumumkan penarikan diri dari aliansi Swiss Re mengatakan komitmen perusahaan terhadap strategi keberlanjutan tetap tidak berubah.

Sentimen yang sama juga diungkapkan oleh perusahaan reasuransi lain, bahwa meskipun keluar dari aliansi, tidak ada yang berubah dalam misi mereka untuk mendorong praktik berkelanjutan dan nol emisi karbon. 

Pada April lalu, raksasa reasuransi Jerman Hannover Re mengumumkan bahwa setelah mempertimbangkan dengan hati-hati, mereka telah memilih untuk meninggalkan NZIA, menjadikannya perusahaan re/asuransi ketiga yang meninggalkan aliansi yang diadakan PBB dalam waktu kurang dari sebulan.

Sementara Hannover Re tidak memberikan alasan rinci untuk meninggalkan NZIA, Munich Re sebelumnya menyoroti masalah antimonopoli sebagai membatasi ruang lingkup tujuan dekarbonisasi ketika mengumumkan akan meninggalkan Aliansi. 

Zurich di sisi lain, mencatat keinginan untuk memfokuskan sumber dayanya untuk mendukung pelanggannya dengan transisi mereka dalam pengumumannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper