Bisnis.com, JAKARTA -- Patuh kepada uang usaha dan uang pribadi menjadi penyelamat Hidayatullah ketika usahanya harus terhenti akibat pandemi Covid-19.
Hidayatullah (33) menarik napas panjang mengenang periode pandemi Covid-19, usaha Lumpia Basah yang dijalankan sejak 2013 seketika tidak dapat mendatangkan cukup penghasilan.
Tiga lokasi offline yang dijalankan tidak dapat beroperasi. Sedangkan satu titik yang sudah didaftarkan secara online yakni A Bilal, tidak mendatangkan cukup banyak pembeli dibandingkan dengan tiga lokasi berjualan dengan gerobak.
"Sulit sekali, paling laku di bawah hitungan jari," katanya mengenang kondisi usahanya 3 tahun lalu.
Kala kondisi sulit itu memuncak, Hidayat, begitu ia biasa dipanggil menyebutkan tertolong oleh langkah investasi yang dilakukan.
"Saya kerja serabutan selama beberapa bulan sambil istri menyediakan via pesanan online, untuk angsuran di bank mengandalkan panen kolam ikan," katanya kepada Bisnis di bazar UMKM dalam pengundian Simpedes di halaman kantor BRI Bogor Dewi Sartika, Sabtu (10/6/2023).
Sejak memulai berusaha, Hidayatullah menyebutkan dirinya menjadi orang yang ketat mengatur keuangan. Termasuk menggunakan pinjaman yang diperoleh.
Dalam 10 tahun terakhir, dia menyebut telah dua kali menarik pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia dengan produk kredit usaha rakyat (KUR). Pada pinjaman pertama sebesar Rp30 juta digunakan untuk ekspansi usaha, selain menambah dua gerobak yang dijalankan oleh keponakan, Lumpia Basah Hidayatullah juga membuka cabang di kantin sekolah daerah Tangerang.
Selanjutnya, pada pinjaman kedua senilai Rp50 juta diarahkan untuk investasi membangun tambak ikan di kampung halaman. Tambak inilah yang kemudian menjadi penyelamat angsuran saat penghasilan dari penjualan lumpia basah terhambat.
Dia menyebutkan, seiring dibukanya kembali perekonomian setelah meredanya Covid-19, permintaan lumpia basah juga semakin baik.
"Hari biasa bisa 100 porsi, pada akhir pekan mencapai 150-200 porsi," katanya.
Dengan harga per porsi Rp15.000, dia menyebutkan dapat mengantongi laba bersih 40 pesen sampai 60 persen.
Bisnis ini juga sudah menerima QRIS sebagai pembayaran. Sebanyak 20 persen pembeli sudah menggunakan layanan ini. “Karena masuk langsung ke tabungan, sangat membantu untuk tertib menyisihkan pendapatan,” jelasnya.
Hidayatullah menyebutkan kegiatan bazar UMKM yang diikuti seperti diselenggarakan oleh BRI, turut mendorong usahanya kembali bangkit.