Bisnis.com, JAKARTA — Cucu usaha dari Indonesia Financial Group (IFG), PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re) membukukan laba bersih setelah pajak senilai Rp170,93 miliar pada 2022. Kinerja perusahaan membaik jika dibandingkan dengan posisi 2021, sebab saat itu perusahaan harus menanggung rugi bersih senilai Rp740,43 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Senin (12/6/2023), membaiknya kinerja Nasional Re diperoleh dari pendapatan premi bruto yang naik 5,13 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Nominalnya naik dari Rp7,63 triliun pada 2021 menjadi Rp8,02 triliun pada 2022.
Dari sana, jumlah pendapatan premi Nasre mampu membukukan pertumbuhan hingga dua digit sebesar 41,04 persen yoy menjadi Rp7,99 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya mencapai Rp5,66 triliun.
Hal serupa juga terjadi pada hasil investasi Nasional Re yang melompat hingga 27,25 persen yoy dari Rp265,01 miliar menjadi Rp337,22 miliar.
Beralih ke jumlah aset, Nasional Re tercatat mengalami peningkatan total aset sebesar 10,73 persen yoy dari Rp10,52 triliun pada 2021 menjadi Rp11,65 triliun sepanjang 2022.
Rinciannya, komponen peningkatan aset berasal dari jumlah piutang usaha yang naik 36,21 persen yoy menjadi Rp1,81 triliun dari semula Rp1,33 triliun. Selain itu, jumlah investasi menjadi Rp6,48 triliun atau tumbuh 9,88 persen yoy dari 2021 yang hanya bernilai Rp5,9 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, liabilitas yang ditanggung Nasre merangkak 14,50 persen yoy dari Rp10,12 triliun menjadi Rp11,59 triliun. Sedangkan ekuitas melesat 1.627,84 persen yoy dari Rp6,79 miliar menjadi Rp117,32 miliar pada 31 Desember 2022.
Jika dilihat dari tingkat kesehatan keuangan, rasio pencapaian solvabilitas atau risk-based capital (RBC) yang dimiliki Nasional Re terpantau masih berada jauh di batas ketentuan minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120 persen.
Pada 2022, RBC Nasional Re hanya berada di angka 3,32 persen. Rasio tersebut turun jika dibandingkan dengan 2021 di angka 11,18 persen.
Sebelumnya, Kepala Bagian Sekretariat & Humas Nasional Re Rudy Victor Sinaga menyampaikan meski RBC perusahaan masih berada jauh di batas ketentuan minimal OJK 120 persen, namun RBC Nasional Re sudah berada di jalur yang tepat (on the track).
“Tapi sudah on track karena target kita di akhir tahun optimis di atas ketentuan OJK,” kata Rudy kepada Bisnis, Kamis (8/6/2023).
Adapun, untuk mengejar target RBC perusahaan di atas 120 persen, Rudy menuturkan bahwa perusahaan fokus pada sejumlah inisiatif perbaikan keuangan yang ada dalam Rencana Penyehatan Keuangan (RPK).
“Inisiatif-inisiatif ini berkontribusi pada peningkatan RBC kita, dan sejauh ini masih on track, makanya kita optimis,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Utama Nasional Re Albert J. Rotinsulu menyatakan bahwa sejak awal 2023, manajemen Nasional Re serius menjalankan inisiatif perbaikan keuangan yang tertuang dalam RBC.
Albert menuturkan PT Askrindo selaku pemegang saham pengendali dan Indonesia Financial Group (IFG) sebagai holding BUMN asuransi dan penjaminan, mendukung langkah dari manajemen Nasional Re tersebut.
“Dengan upaya ini diharapkan kinerja Nasional Re akan membaik yang ditunjukkan dengan indikator keuangan yang di atas ketentuan dari OJK,” ujarnya.