Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menegaskan peran agen asuransi jiwa terus menjadi ujung tombak dalam penetrasi industri asuransi jiwa.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menuturkan bahwa keberadaan agen asuransi juga dapat meningkatkan inklusi keuangan dan literasi asuransi jiwa di masyarakat.
Togar menyampaikan bahwa AAJI terus mendukung berbagai upaya dalam meningkatkan kompetensi dan pengetahuan agen asuransi jiwa.
Baca Juga : Hasil Investasi Asuransi Jiwa Susut 43 Persen, AAJI: Dampak IHSG hingga Suku Bunga The Fed |
---|
“Agen itu masih menjadi salah satu penopang industri asuransi jiwa Indonesia. Tanpa agen asuransi jiwa, perusahaaan akan kesulitan memasarkan produknya,” kata Togar dalam acara konferensi pers MDRT di Rumah AAJI, Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Merujuk kinerja 56 perusahaan asuransi jiwa pada periode kuartal I/2023, AAJI mencatat jumlah tertanggung sebanyak 87,54 juta orang. Rinciannya, jumlah tersebut terdiri dari 29,74 juta tertanggung perorangan dan 57,80 juta tertanggung kumpulan.
Jika dibandingkan dengan pencapaian pada kuartal I/2022, secara keseluruhan terdapat lebih dari 12 juta penambahan tertanggung, atau meningkat sebesar 16,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Adapun dari sisi pendapatan, industri asuransi jiwa berhasil membukukan total pendapatan sebesar Rp54,36 triliun sampai 31 Maret 2023.
Togar menjelaskan bahwa pertumbuhan tertanggung berkaitan erat dengan kinerja pemasaran. Menurutnya, hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat akan fungsi proteksi asuransi jiwa semakin bertumbuh.
"Ini menjadi modal bagi para pelaku industri untuk semakin memberikan pelayanan dan pilihan produk yang beragam guna memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Hingga kuartal I/2023, AAJI mencatat agen asuransi jiwa mengalami penurunan dari 600.000 agen pada kuartal I/2022 menjadi sekitar 500.000 pada tiga bulan pertama 2023.
Togar menuturkan bahwa jumlah agen diproyeksikan akan mengalami penurunan, seiring dengan peraturan PAYDI yang telah berlaku di industri asuransi jiwa.
"Tahun ini proyeksi [agen] turun lagi. Kalau jumlah agen nggak tumbuh, kalau tumbuh itu tumbuh jumlah tertanggungnya," lanjutnya.
Namun demikian, Togar mengatakan bahwa agen asuransi jiwa memiliki peluang karir yang menjanjikan lantaran mendapatkan pendapatan dari hasil jerih payah sendiri.
"Ini profesi yang paling fair. Artinya, mereka [agen] ini mitra perusahaan asuransi jiwa, bukan karyawan, jadi ngga digaji. Artinya, based on comission, kalau nggak bekerja, mereka ngga dapat uang," tandasnya.