Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upaya Bank Digital dari Allo Bank hingga Bank Raya Tekan Kredit Bermasalah

Bank digital gencar menyalurkan kredit melalui skema partnership atau channeling. Mereka pun mengupayakan agar risiko kredit terjaga.
Ilustrasi bank digital. /Freepik
Ilustrasi bank digital. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Bank digital gencar menyalurkan kredit secara tidak langsung melalui skema partnership atau channeling dengan sejumlah mitra. Bank digital pun mengupayakan agar risiko kredit tetap terjaga dalam skema penyaluran kredit channeling ini.

Bank digital besutan konglomerat Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), misalnya menyalurkan kredit menggunakan skema channeling, kerja sama dengan sejumlah mitra seperti ekosistem CT Corp yang juga merupakan pemegang saham pengendali, PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) hingga Traveloka.

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan skema tersebut sebetulnya memberi keuntungan bagi bank dalam menjaga risiko kredit. "Dengan kolaborasi, jadinya kita berbagi risiko. Tidak masuk ke open banget, kita bisa lihat partner yang punya history customer," ujarnya setelah acara Open Finance Summit 2023 pada Rabu (21/6/2023) di Jakarta. 

Melalui skema channeling, Allo Bank juga mampu menganalisis risiko calon nasabah melalui teknologi yang diterapkan oleh partner. "Itu fungsi kolaborasi, lebih efisien, monetize lebih baik lagi," ujarnya.

Allo Bank sendiri telah mencatatkan portofolio kredit Rp7,16 triliun pada kuartal I/2023, turun tipis 1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Namun, bank mencatatkan perbaikan kualitas yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara gross turun 19 basis poin (bps) menjadi 0,05 persen dan NPL net turun 10 bps menjadi 0,03 persen.

PT Bank Jago Tbk. (ARTO) juga gencar menjalankan skema kredit melalui partnership lending dengan berbagai mitra, seperti multifinance, teknologi finansial (fintech) dan lembaga keuangan digital lainnya. Dalam partnership lending itu, kredit yang disalurkan kepada nasabah sesuai dengan produk pembiayaan para mitra.

Salah satu kolaborasi partnership lending yang dijalankan oleh Bank Jago adalah dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas terkemuka Carsome Indonesia dan Moladin.

Bank Jago juga telah meningkatkan kolaborasi dengan Grup GoTo dengan memberikan pendanaan pada produk GoPayLater Cicil. Ini merupakan produk pinjaman digital terbaru dari Tokopedia.

Bank Jago juga memperdalam kolaborasi bersama GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanannya ke dalam aplikasi GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Kedua kolaborasi ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang dimulai sejak 2021.

Direktur Kepatuhan/Sekretaris Perusahaan Bank Jago Tjit Siat Fun mengatakan meski ekspansif memberikan kredit secara channeling, Bank Jago tetap memperhatikan kualitas kredit. "Kami percaya partnership lending dengan penerapan prinsip kehati-hatian yang kuat dapat menjaga kualitas kredit pada level yang optimal," katanya kepada Bisnis.

Bank Jago telah menyalurkan kredit Rp10,84 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, tumbuh 76 persen mencapai. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, kualitas aset bank berada dalam posisi terjaga, tercermin dari NPL gross di level 1,5 persen atau berada di bawah rata-rata industri perbankan.

Strategi Bank Raya (AGRO)

Selain itu, PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) melakukan penetrasi kredit dengan mengoptimalkan beberapa channel. "Kami telah berkolaborasi dengan ekosistem fintech untuk mendukung lebih banyak pelaku usaha mengakses pinjaman produktif lewat Pinang Connect,” ujar Sekretaris Perusahaan Bank Raya Indonesia Ajeng Putri Hapsari.

Pinang Connect merupakan salah satu produk pinjaman Bank Raya untuk pelaku usaha melalui penyaluran kepada fintech atau peer-to-peer (P2P) lending.

Seiring dengan strategi penyaluran kreditnya itu, perseroan tetap berupaya menjaga risiko kredit tetap terjaga. "Kami juga berkomitmen untuk terus menjaga kualitas kredit produk kredit digital kami dengan monitoring dan credit scoring yang baik agar bisnis tumbuh secara berkelanjutan,” kata Ajeng.

Emiten bank digital berkode AGRO ini telah menyalurkan kredit Rp6,86 triliun pada kuartal I/2023, turun 27,94 persen yoy dengan NPL gross AGRO sebesar 4,1 persen per 31 Maret 2023. Sementara, NPL net tercatat sebesar 0,76 persen pada kuartal I/2023.

Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan penyalurnya kredit bank digital melalui skema channeling memang tidak langsung membuat risiko kredit macet tinggi. Bank digital malah bisa berbagi risiko kredit macet dengan platform tersebut.

Namun, bank digital mesti bekerja ekstra dalam memantau risiko kreditnya. "Untuk melihat kondisi NPL, mereka perlu secara periodik melakukan review terhadap indikator-indikator risiko dan penetapan limit serta standar dalam sistem mereka," ujarnya kepada Bisnis.

Selain itu, bank digital juga mempunyai pekerjaan rumah saat menyalurkan kredit secara tidak langsung melalui skema kolaborasi. "Mereka harus selektif dalam memilih partner untuk kredit channeling," katanya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper