Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Siasat Bank Salurkan KPR hingga Sakal Kencang Penghiliran

Meski laju kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sudah tertahan, transmisinya pada suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) masih berlanjut.
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). Bisnis/Abdullah Azzam
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Meski laju kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sudah tertahan, transmisinya pada suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) masih berlanjut. Kondisi ini menjadikan beban pembelian properti baru bagi nasabah bakal meningkat. Menyiasati itu, bankir pun berlomba memberikan pemanis.

Berita bertajuk Siasat Bank Salurkan KPR Meski Suku Bunga Meningkat menjadi salah satu pilihan editor Bisnisindonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah sajian menarik lainnya turut terhidang dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut ini sorotan Bisnisindonesia.id, Sabtu (01/7/2023):

1. Siasat Bank Salurkan KPR Meski Suku Bunga Meningkat

Meski laju kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sudah tertahan, transmisinya pada suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) masih berlanjut. Kondisi ini menjadikan beban pembelian properti baru bagi nasabah bakal meningkat. Menyiasati itu, bankir pun berlomba memberikan pemanis.

Suku bunga kredit perbankan, termasuk pada KPR tercatat masih mengalami tren peningkatan meski Bank Indonesia (BI) menahan laju suku bunga acuannya lima kali beruntun pada tahun ini.

Suku bunga acuan BI telah mengalami tren peningkatan sebesar 225 basis poin (bps) sejak pertengahan tahun lalu. BI kemudian menahan laju suku bunga acuannya lima kali berturut-turut pada tahun ini di level 5,75 persen.

Namun, suku bunga kredit bank tetap tinggi. Berdasarkan laporan asesmen BI, suku bunga kredit baru rupiah per Mei 2023 mencapai 9,8 persen, naik 34 bps secara bulanan (month-on-month/MoM).

2. Tuah Integrasi IndiHome & Telkomsel pada Bisnis dan Saham TLKM

Secara legal, IndiHome bakal resmi berada dalam pengelolaan Telkomsel mulai esok. Aksi korporasi ini bakal makin memperkuat sinergi bisnis di dalam tubuh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. dan meningkatkan daya tarik sahamnya.

Telkom Indonesia dan PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel telah menandatangani akta pemisahan atau deed of spin-off untuk mengintegrasikan IndiHome, yang semula berada dalam kendali Telkom, ke Telkomsel.

Setelah peningkatan modal Telkomsel sehubungan dengan transaksi ini diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Asasi Manusia (Menkumham) Republik Indonesia yang direncanakan dilakukan esok, Sabtu (1/7/2023), secara legal IndiHome akan resmi berada dalam pengelolaan Telkomsel.

Selesainya proses integrasi IndiHome menjadikan kepemilikan efektif Telkom di Telkomsel naik menjadi 69,9 persen, sedangkan Singtel di Telkomsel menjadi 30,1 persen.

3. Langkah Pincang Industri Semikonduktor China

Setelah menerapkan pembatasan ekspor cip semikonduktor ke China, Amerika Serikat kali ini bersama sekutu dagangnya kembali melakukan pukulan lanjutan. Langkah industri semikonduktor yang pincang mengancam akslerasi elektrifikasi industri otomotif dunia.

Pemerintah Belanda pada Jumat (30/6/2023) mengumumkan aturan baru yang membatasi ekspor peralatan semikonduktor canggih tertentu di saat tekanan AS terhadap sekutunya untuk mengekang penjualan komponen berteknologi tinggi ke China.

Di bawah aturan baru yang dijadwalkan berlaku efektif per 1 September 2023 itu mewajibkan pabrikan cip wajib mendapatkan izin untuk bisa mengapalkan produknya. "Ini demi kepentingan keamanan nasional kami," kata Menteri Perdagangan Liesje Schreinemacher.

Pengumuman pemerintah Belanda itu juga disertai dokumen teknis yang menentukan peralatan mana yang memerlukan lisensi. Ini merupakan hasil dari kesepakatan tingkat tinggi antara AS dan dua sekutu industri peralatan cip, Belanda dan Jepang, untuk memperketat pembatasan.

4. Tulah Sri Mulyani di Penerimaan Cukai

Realisasi penerimaan negara atas kepabeanan dan cukai mengalami penurunan sebesar 15,64 persen secara tahunan selama periode Januari–Mei 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun mengkhawatirkan kinerja penerimaan sampingan ini.

Berdasarkan dokumen APBN KiTa edisi Juni 2023, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp118,36 triliun atau 39,04 persen dari target. Penerimaan tersebut anjlok 15,64 persen secara year-on-year (yoy), meski penerimaan bea masuk tetap tumbuh.

Sedikitnya ada dua faktor yang membuat realisasi penerimaan bea dan cukai per Mei 2023 ambles, yakni turunnya penerimaan bea keluar akibat harga crude palm oil (CPO) yang termoderasi dan melemahnya produksi rokok.
Bea keluar tercatat mengantongi penerimaan Rp5,15 triliun per Mei 2023 atau 50,39 persen dari target. Kendati demikian, kinerja ini menurun signifikan sebesar 67,52 persen secara tahunan.

5. Sakal Kencang Penghiliran RI dari IMF dan Amerika Serikat

Kian besarnya ambisi pemerintah agar Indonesia bisa naik kelas menjadi negara maju dengan terus mendorong dan menggencarkan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) mendapatkan penolakan dari berbagai penjuru.

Belum lepas dari dampak kebijakan Undang-Undang Pengurangan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) yang dikeluarkan Pemerintah Amerika Serikat (AS), kini keinginan kuat pemerintah untuk membangun smelter yang terintegrasi dari hulu hingga hilir diadang sakal yang kuat dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

Lembaga penyedia bantuan keuangan yang berkantor pusat di Washington DC, AS tersebut mengingatkan agar Pemerintah Indonesia mempertimbangkan kembali kebijakan penghentian ekspor komoditas, khususnya mineral.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper