Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) tengah berupaya memperkuat struktur permodalan mereka, di antaranya dengan menggelar aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue serta penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, bank digital ini berencana untuk menggelar rights issue atau PMHMETD VII sebanyak-banyaknya Rp5 miliar lembar saham baru atas nama dengan nilai nominal Rp100 setiap saham.
Perseroan akan meminta restu terlebih dahulu dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) sebelum menggelar rights issue ini. RUPSLB akan digelar pada 8 Agustus 2023.
Rights issue bank ditujukan untuk memperkuat struktur permodalan. "Dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD VII, setelah dikurangi biaya-biaya terkait PMHMETD VII akan digunakan untuk meningkatkan modal inti perseroan dan juga meningkatkan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha perseroan," tulis manajemen Bank Neo Commerce dalam keterbukaan informasi dikutip Sabtu (1/7/2023).
Dengan dilakukannya PMHMETD VII, emiten bank berkode BBYB itu direncanakan mendapatkan tambahan modal disetor yang akan digunakan untuk modal kerja sehingga dapat mengembangkan kegiatan usaha dan akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan serta hasil usaha perseroan.
Bank digital yang kepemilikan sahamnya dikuasai PT Akulaku Silvrr Indonesia ini juga akan menggelar private placement sebanyak- banyaknya 1,2 miliar lembar saham atau 10 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor.
Baca Juga
Sama seperti aksi rights issue, dalam menggelar private placement, BBYB juga akan meminta restu terlebih dahulu dalam RUPSLB yang digelar bulan depan.
Manajemen BBYB mengungkapkan bahwa dana dari hasil aksi PMTHMETD setelah dikurangi biaya-biaya, seluruhnya akan dipergunakan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan, termasuk namun tidak terbatas pada memperkuat modal inti. Bank juga akan memakai dana untuk modal kerja pengembangan usaha berupa penyaluran kredit serta kegiatan operasional perbankan lainnya.
Berdasarkan laporan keuangan, BBYB telah mencatatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 34,8 persen pada kuartal I/2023, naik dibandingkan CAR pada periode yang sama tahun sebelumnya 33,22 persen.
Sementara itu, modal inti perseroan pada kuartal I/2023 telah mencapai Rp3,5 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,32 triliun.