Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Strategi Modalku dan Amartha Raih Profit

Modalku dan Amartha tengah meningkatkan profitabilitas perusahaan dan optimis dalam menunjukan pertumbuhan yang positif.
Reynold Wijaya, Co-founder & CEO Modalku./Istimewa
Reynold Wijaya, Co-founder & CEO Modalku./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan tekfin Modalku dan Amartha memaparkan sejumlah upaya yang dilakukan dalam menjaga profit setelah memenuhi syarat ekuitas dan permodalan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya menjelaskan Modalku telah memenuhi persyaratan permodalan yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai platform layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi. Nilai ekuitas Modalku juga telah melampaui nilai yang diwajibkan dalam peraturan yang berlaku. 

“Untuk mengoptimalkan permodalan, Modalku melakukan beberapa strategi seperti meningkatkan revenue, menjaga efisiensi pengeluaran, serta meningkatkan ekuitas sesuai dengan kebutuhan operasional,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/7/2023).

Saat ini, fokus Modalku adalah meningkatkan penetrasi pasar di masing-masing wilayah karena potensinya masih sangat besar. Perusahaan juga terus berusaha memperluas jangkauan UMKM serta pendana melalui inovasi produk dan kerjasama dengan berbagai pihak.

Modalku juga tengah meningkatkan profitabilitas perusahaan dan optimis dalam menunjukan pertumbuhan yang positif.

“Untuk mencapai target perusahaan yang profitable, kami terus fokus untuk mengembangkan fundamental dan bisnis. Kami juga selalu berusaha untuk bijak dalam mengatur seluruh alokasi pengeluaran perusahaan seefektif mungkin. Selain itu, Modalku juga fokus terhadap kesehatan finansial perusahaan serta investasi dalam bidang teknologi dan sumber daya manusia,” terangnya.

Reynold menilai persyaratan modal dan ekuitas merupakan hal yang penting serta wajar bagi lembaga jasa keuangan. Kecukupan modal merupakan salah satu cara untuk menentukan tingkat kesehatan suatu perusahaan dan merupakan strategi untuk dapat bertahan dalam kondisi sulit.

Selain itu, itu untuk menjalankan kegiatan usaha dalam bidang layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi, tentunya penyelenggara diharapkan memiliki keuangan yang sehat dan oleh karenanya persyaratan permodalan dan ekuitas menjadi salah satu tolok ukur yang direncanakan dan akan diatur kedepannya.

Dia juga berharap dengan permodalan yang kuat, para pemain dapat bertahan menyediakan layanan pendanaan ke masyarakat. Harapannya ketentuan modal ini bisa menciptakan industri pendanaan digital dengan ekosistem yang semakin sehat. 

Demi menjaga kinerja ke depan, Modalku melakukan beberapa strategi seperti meningkatkan pendapatan, menjaga efisiensi pengeluaran, serta meningkatkan ekuitas sesuai dengan kebutuhan operasional.

“Kami juga akan lebih fokus untuk menjawab dan mengatasi tiga tantangan yang dialami oleh UMKM, seperti menyediakan akses pendanaan, menghadirkan fasilitas transaksi, serta membantu mengelola arus transaksi UMKM. Hal ini dilakukan dengan berbagai inovasi dan kolaborasi strategis dengan berbagai partner,” imbuhnya.

Sementara itu, CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan pendanaan perusahaan banyak didukung oleh venture capital, private equity, dan investment fund dari luar dan local. Dukungan permodalan tersebut dinilainya cukup untuk bisnis profitable dan tumbuh sehat.

“Secara bisnis kami sudah sehat dan profitable, sudah 3 tahun profitable sebagai bisnis, fokusnya bangun bisnis creating value,” ujarnya.

Rezki Warni, AVP Marketing & PR Amartha menjelaskan sebagai platform yang berizin dan diawasi oleh OJK mendukung kebijakan pemenuhan modal dalam menciptakan ekosistem bisnis fintech yang semakin inovatif kedepannya. 

Amartha telah bekerja sama dengan berbagai investor berskala global maupun nasional untuk memperkuat ekuitas. Nilai pendanaan tersebut sudah memenuhi ekuitas minimum yang ditetapkan oleh OJK. 

Selain kolaborasi dengan investor, Amartha juga melihat pentingnya membangun strategi bisnis yang sehat dan berkelanjutan untuk memperkuat permodalan.

“Misalnya memperkuat strategi operasional bisnis dengan menyediakan diversifikasi produk untuk mendukung ekonomi akar rumput, mengoptimalkan penggunaan teknologi data-driven, risk profiling berbasis AI, serta menjalin kolaborasi dengan berbagai stakeholder seperti perbankan dan perusahaan teknologi,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper