Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ternyata, Margin Bunga Bersih (NIM) BPD Lebih Tebal dari Bank Besar RI

Kelompok BPD mencatatkan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) terbesar di antara kelompok lainnya, seperti bank BUMN, bank swasta, dan bank asing.
Logo Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda)/Istimewa
Logo Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat margin bunga bersih (net interest income/NIM) industri perbankan kian tumbuh pesat. Sementara, salah satu jenis bank pendulang margin bunga tinggi adalah bank daerah.

Berdasarkan laporan OJK, hingga Mei 2023 NIM bank secara umum tumbuh 12 basis poin (bps) secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 4,79 persen. Pertumbuhan NIM bank terjadi sejalan dengan laju positif fungsi intermediasi bank nasional.

"Perbankan Indonesia tetap resilien ditandai dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang memadai," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) beberapa waktu lalu.

Pertumbuhan NIM perbankan juga menjadi salah satu alasan investor asing tertarik mengakuisisi bank-bank di Indonesia. Minat investor dari sejumlah negara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura untuk mengakusisi bank Indonesia memang sedang meningkat.

"Ini karena perbankan Indonesia menawarkan tingkat keuntungan yang tinggi diperoleh dari NIM besar," kata Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah.

Sementara itu, berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia dari OJK, apabila dibandingkan berdasarkan kepemilikannya, maka jenis bank sebagai pendulang NIM terbesar adalah bank pembangunan daerah (BPD).

Pada kuartal I/2023, BPD telah meraup NIM 5,33 persen mengalahkan bank persero atau bank BUMN yang mencatatkan NIM 5,06 persen. Kemudian, NIM bank umum swasta nasional mencatatkan NIM 4,65 persen, lalu kantor cabang bank luar negeri hanya meraup NIM 4,08 persen per Maret 2023.

Sejumlah bank daerah pun mencatatkan NIM besar. PT Bank Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) dan PT Bank Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) misalnya mencatatkan NIM di atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sebagai bank BUMN.

Bank Sumsel Babel telah mencatatkan NIM 7,45 persen pada kuartal I/2023 dan Bank NTT mencatatkan NIM 7,15 persen. Sementara BRI mencatatkan NIM 6,67 persen pada kuartal I/2023. Bank BUMN lainnya, seperti Bank Mandiri mencatatkan NIM konsolidasi pada level 5,40 persen pada kuartal I/2023, sedangkan rasio NIM BNI pada periode yang sama sebesar 4,7 persen.

Lalu, margin bunga PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. (BSMT) atau Bank Sumut dan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat atau Bank Nagari mengalahkan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai bank umum swasta nasional.

Pada kuartal I/2023, Bank Sumut mencatatkan NIM 6,26 persen dan Bank Nagari 5,99 persen. Sementara NIM BCA tercatat di level 5,59 persen.

Sekjen Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) yang juga sebagai Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) Yuddy Renaldi mengatakan capaian NIM BPD selama ini didorong oleh ekosistem bisnis.

Menurut Yuddy, BPD mengelola ekosistem daerah mulai dari transaksi penerimaan, belanja daerah, aparatur sipil negara (ASN) hingga rantai nilai turunannya. 

“Ekosistem ini dapat dikelola dengan baik sehingga meredam goncangan yang ada, sekaligus menjaga NIM pada level yang cukup baik,” ujar Yuddy kepada Bisnis.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin juga mengatakan NIM yang tinggi itu disebabkan oleh ekosistem yang dikelola dengan baik oleh BPD. “Cost of fund [biaya dana] bisa ditekan dan BPD bisa jual kredit secara berkualitas ke ASN. Di sana lah marjin bunga jadi tinggi,” ujar Amin.

BPD juga bisa menekan biaya dana karena mempunyai ekosistem yang sudah terbentuk. “BPD tidak perlu biaya promosi, tinggal menghubungi bendahara pemda untuk gaet ASN,” ujar Amin.

BPD sendiri mendapatkan pendanaan atau dana pihak ketiga (DPK) utamanya dari pemerintah daerah (pemda). Posisi suku bunga DPK BPD menurutnya tidak begitu spesial. Akan tetapi, BPD bisa menjual kredit multiguna atau kredit ke ASN dengan bunga kompetitif, sehingga marjin bunganya besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper