Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN Ungkap Efek Kenaikan Harga Rumah Subsidi ke Bisnis KPR

Kenaikan harga rumah subsidi membawa efek ke bisnis KPR BTN (BBTN).
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) di Jakarta, Rabu (21/12/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) di Jakarta, Rabu (21/12/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengungkap dampak kenaikan harga rumah subsidi terhadap pertumbuhan bisnis kredit pemilikan rumah (KPR). 

Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar mengatakan penyesuaian batasan harga jual rumah bersubsidi justru membangkitkan semangat developer untuk memproduksi sehingga pasokan akan melimpah. 

"Impact-nya adalah ke BTN juga sebagai penyalur KPR FLPP [Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan], itu dari sisi KPR maka akan berpotensi akan besar pada semester kedua tahun ini," kata Hirwandi dalam agenda Ngobrol Bareng DJPI di Jakarta, Jumat (22/7/2023). 

Selama semester I/2023, Hirwandi menilai developer masih menahan penjualan dan berhenti memproduksi rumah subsidi karena menunggu aturan harga rumah subsidi baru. 

Dengan demikian, aturan yang tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR Nomor 689/KPTS/M/2023 itu menjadi angin segar bagi para pengembang. 

Di sisi lain, Hirwandi juga melihat potensi kredit bank lain yang akan terkerek beleid tersebut, yakni kredit konstruksi dan kredit pembebasan lahan yang diyakini akan melonjak. 

"Semakin banyaknya yang akad di BTN dari masyarakat berpenghasilan rendah [MBR] ini tentu menjadi suatu tambahan dari sisi portofolio BTN dan ini kita bisa link dengan produk BTN lain," ujarnya. 

Menurutnya, hal ini juga akan memberikan dampak positif terhadap pembiayaan untuk furnitur rumah, renovasi rumah, transaksional, pembayaran PLN, sehingga dapat meningkatkan bisnis KPR BTN. 

Lebih lanjut, Hirwandi memproyeksi penyerapan KPR pada semester kedua akan lebih besar dibandingkan dengan semester pertama. Hal ini tercermin dari siklus pertumbuhan pada tahun-tahun sebelumnya.  

"Penyerapan pada semester pertama rata-rata sekitar 40-45 persen. Jadi, penyerapan semester dua biasanya di sekitar 55-60 persen. Apalagi dengan kenaikan harga jual ini kami sangat optimistis akan bisa jauh lebih meningkatkan lagi," pungkasnya.

Sebelumnya, BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai sekitar Rp308 triliun sepanjang semester I/2023. Perolehan tersebut tumbuh 7,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp286,15 triliun.

Khusus pembiayaan perumahan, BTN telah menyalurkan kredit sebesar Rp269,48 triliun. Dari perolehan tersebut, KPR Subsidi pada semester I/2023 masih menjadi kontribusi terbesar dengan nilai mencapai Rp152,17 triliun, tumbuh 10,86 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp137,25 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper