Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perbankan mulai dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) hingga PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) kompak memacu bisnis wealth management yang dimilikinya.
Consumer Funding & Wealth Business Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk Ivan Jaya mengatakan sejak tiga tahun terakhir, bisnis Wealth Management Danamon mengalami pertumbuhan yang signifikan.
“Total dana kelolaan produk reksadana dan obligasi meningkat hampir 300 persen di akhir 2022 dibandingkan posisi akhir tahun 2019,” jelasnya pada Bisnis, Minggu (23/7/2023).
Sementara per akhir April 2023, dana kelolaan produk reksadana dan obligasi masih dalam tren positif dengan kenaikan Asset Under Management untuk produk-produk investasi ini naik 30 persen secara year on year.
“Hal ini ditopang oleh peningkatan penetrasi nasabah Privilege di produk Wealth Management seperti Reksa Dana dan obligasi,” katanya.
Baca Juga
Tak hanya itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) pun mencatat kenaikan kinerja bisnis wealth management hingga 44 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atas penjualan produk obligasi hingga Mei 2023.
Sementara itu, BBRI juga melaporkan bahwa dana kelolaan atau asset under management (AUM) bisnis wealth management tumbuh 19,96 persen secara yoy pada kuartal I/2023 dan jumlah nasabah wealth management BRI turut mengalami kenaikan mencapai 20,91 persen yoy.
Bahkan, PT Bank CIMB Niaga Tbk. memasang target agresif untuk bisnis wealth management pada tahun ini.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi memproyeksikan bisnis pengelolaan kekayaan mampu tumbuh 20 persen pada 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Wealth management menjadi salah satu ujung tombak bagi pertumbuhan bisnis consumer banking di CIMB Niaga,” ujarnya dalam kesempatan beberapa waktu yang lalu.
Strategi Bank Perbaiki DPK
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin mengatakan strategi perbankan menawarkan wealth management menjadi opsi yang menarik bagi perbankan dalam memperbaiki kondisi DPK (Dana Pihak Ketiga) bank ketika suku bunga masih tinggi.
“Ini menjadi salah satu indikatornya. Dalam kondisi di mana suku bunga belum turun, bank mungkin menghadapi tantangan dalam menghimpun dana dari nasabah melalui simpanan dan tabungan,” sebutnya.
Dia menuturkan, wealth management dapat menjadi pilihan tepat, di mana pasar masyarakat menengah ke atas bahkan nasabah High Net Worth Individual (HNWI) terbuka luas di Indonesia.
“Dengan memanfaatkan kemampuan investasi di berbagai instrument ini menjadi peluang yang bagus untuk perbankan,” katanya.
Hal ini dapat membantu meningkatkan likuiditas bank dan memberikan alternatif bagi nasabah yang mencari peluang investasi yang lebih menguntungkan di tengah suku bunga yang belum turun.
Masa Depan Wealth Management bagi Perbankan
Sementara itu, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, masa depan Wealth Management (pengelolaan kekayaan) diperkirakan akan mengalami peningkatan karena kondisi saat ini, di mana suku bunga naik, membuat lebih banyak orang menempatkan dananya di bank.
“Namun, jika suku bunga mulai turun, maka tren Wealth Management juga akan ikut melandai,” tutupnya.