Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CIMB Niaga (BNGA) Alami Lonjakan Dana Murah, Biaya Kredit Bisa Ditekan

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mencatat rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) mengalami kenaikan sepanjang kuartal I/2023.
Nasabah beraktivitas di CIMB Niaga Digital Lounge di Jakarta, beberapa waktu lalu. /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Nasabah beraktivitas di CIMB Niaga Digital Lounge di Jakarta, beberapa waktu lalu. /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mencatat rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) mengalami kenaikan seiring lonjakan dana pihak ketiga.

Sepanjang kuartal I/2023, CIMB Niaga meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp240,04 triliun, naik 1,2 persen (year-on-year/yoy). Dari jumlah ini, nilai dana murah atau current account savings account (CASA) mencapai Rp147,04 triliun. 

Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan mengatakan terjadi peningkatan CASA 64 persen dari kuartal II/2022

“Jika dilihat di perkembangannya antara Q2 dan Q1 terlihat ada perbaikan rasio CASA di CIMB Niaga dari 61 persen ke 64 persen,” ujarnya pada Bisnis, Rabu (12/7/2023). 

Dana murah seperti tabungan membuat bank semakin efisien dalam penyaluran kredit. Dengan bunga tabungan yang relatif lebih kecil dibandingkan deposito, maka bank dapat meneruskan dana nasabah ini menjadi kredit yang kompetitif dibandingkan pesaing.

CIMB Niaga juga masih memiliki ruang ekspansi. Loan to deposit ratio (LDR) perusahaan mencapai level 82,2 persen. LDR perbankan yang ideal berkisar antara 80 pesen sampai dengan 90 persen. 

Lani menambahkan perseroan juga berupaya membatasi penggunaan dana yang mahal, seperti deposito. Dua strategi ini akan meningkatkan bisnis karena perusahaan mampu mengelola Cost of Funds (CoF).

CoF sendiri adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan untuk mendapatkan dana yang digunakan untuk memberikan pinjaman kepada nasabah.

Lebih lanjut Lani menekankan, bunga kredit kemungkinan besar akan sulit untuk naik di masa mendatang seiring kebijakan bank sentral yang mendukung pertumbuhan ekonomi. 

“Ke depan memang CoF yg kami coba manage, karena bunga kredit akan sulit untuk naik sambil memastikan kami bisa tetap membantu nasabah dengan credit risk yang lebih baik,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper