Bisnis.com, JAKARTA — Nominasi pemenang Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2023 segera diumumkan. Ajang apresiasi tahunan bagi industri keuangan ini mengusung tema Digitalisasi Finansial: Inklusif dan Berkelanjutan.
Dewan Juri BIFA 2023 Raden Pardede mengatakan setelah melewati tahap penentuan metodologi dan seleksi ketat yang dilakukan hari ini di Wisma Bisnis Indonesia Jakarta, Selasa (25/7/2023), pemenang BIFA 2023 akan segera diumumkan pada Agustus mendatang.
Raden menekankan dalam ajang BIFA 2023, penilaian mengarah ke digitalisasi keuangan dan inklusi keuangan. Sebab, ke depan sektor keuangan sangat dipengaruhi oleh digital.
Ekonom senior yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) itu mengungkapkan dalam proses pencarian pemenang, dewan juri telah membuat perhitungan, baik dari sisi kinerja hingga efisiensi. Penilaian mencakup perbankan, perusahaan asuransi, dan perusahaan pembiayaan (multifinance).
“Tapi penjurian ini tidak semata-mata hanya melihat dari sisi formula, melainkan dari kemajuan digitalisasi dan tata kelola perusahaan [good corporate governance/GCG],” katanya.
Sementara itu, Anggota Dewan Juri BIFA 2023 Suwandi Wiratno menuturkan ajang penjurian BIFA 2023 mencari perusahaan-perusahaan terbaik di industri jasa keuangan, yaitu dari sisi kinerja keuangan serta efisiensi yang salah satunya diukur dari pertumbuhan laba.
Baca Juga
“Metodologi, seleksi, dan bahkan pemenang sudah ditentukan hari ini. Pengumuman rencana Agustus [2023] tapi kami sedang menunggu tanggal pastinya,” kata Suwandi.
Untuk kategori perbankan misalnya, nominasi pemenang BIFA 2023 dilihat dari sisi kelompok bank dengan modal inti (KBMI), dana pihak ketiga (DPK), hingga rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
Kemudian, penjurian BIFA 2023 untuk perusahaan asuransi dilihat dari sisi pemenuhan kriteria seperti kecukupan permodalan. Sedangkan untuk kategori perusahaan pembiayaan akan dilihat dari sisi aset.
“Harapannya dengan diberikannya BIFA 2023, bisa mendorong pelaku-pelaku industri untuk menjaga kinerja keuangan, GCG, hingga compliance [kepatuhan],” pungkas Suwandi.