Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTPN Raup Laba Bersih Rp1,68 Triliun hingga Paruh Pertama 2023

Sepanjang 6 bulan pertama 2023 BTPN dan entitas anak telah membukukan laba bersih Rp1,68 triliun.
Pekerja membersihkan logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk di Jakarta, Kamis (2/11)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja membersihkan logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk di Jakarta, Kamis (2/11)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk. dan entitas anak telah membukukan laba bersih Rp1,68 triliun pada semester I/2023. Laba ini susut 12,95 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,93 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan, BTPN mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 4,02 persen yoy menjadi Rp5,95 triliun pada paruh pertama 2023.

Namun, pendapatan berbasis komisi atau fee based income bank turun 2,63 persen yoy menjadi Rp392,8 miliar. Pendapatan lainnya juga turun 64,19 persen yoy menjadi Rp212,65 miliar pada akhir Juni 2023. Ditambah, beban operasional lainnya membengkak 16,97 persen yoy menjadi Rp3,79 triliun pada semester I/2023.

Rasio profitabilitas BTPN pun menurun. Rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) susut 36 basis poin (bps) menjadi 9,64 persen. Lalu, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) bank turun 11 bps menjadi 1,87 persen.

Dari sisi intermediasi, BTPN telah menyalurkan kredit Rp148,71 triliun pada semester I/2023, naik dari Rp148,14 pada semester I/2022. Namun, aset bank turun dari Rp195,49 triliun pada akhir Juni 2022 menjadi Rp193,1 triliun pada Juni 2023.

BTPN mencatatkan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross yang membaik dari 1,25 persen pada Juni 2022 menjadi 1,24 persen pada Juni 2023. Namun, NPL nett meningkat dari 0,37 persen pada Juni 2022 menjadi 0,45 persen pada Juni 2023.

Dari sisi pendanaan, bank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp107,33 triliun per Juni 2023, naik 4,03 persen yoy. Bank juga telah meraup dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar Rp37,35 triliun dengan porsi 34,79 persen terhadap DPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper