Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deposito Mendominasi, Bank Neo (BBYB) Atur Strategi Jaga Biaya Dana

Porsi deposito Bank Neo Commerce (BBYB) tercatat sebesar 75,06 persen dari total himpunan DPK. Perseroan pun berupaya menjaga biaya dana atau cost of fund.
Karyawan melayani nasabah di digital lounge PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) di Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan melayani nasabah di digital lounge PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) di Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perbankan digital PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) membukukan penempatan deposito kian mendominasi pada paruh pertama 2023.

Tercatat, komposisi deposito sebesar 75,06 persen mencapai Rp11,43 triliun dari total DPK sebesar Rp15,22 triliun pada semester I/2023, sedangkan sisanya merupakan dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar 24,94 persen atau Rp3,79 triliun.

Pjs. Direktur Utama Bank Neo Commerce Aditya Windarwo menyebut sejak awal diperkenalkan pada awal 2021, Produk Deposito Neo WOW dari Bank Neo Commerce bersama dengan produk tabungan Neo NOW, sudah menjadi salah satu produk yang paling diminati oleh nasabah Bank Neo Commerce (BNC).

“Kami juga menawarkan produk deposito yang bisa dimulai dengan hanya dari Rp100.000 dan dengan berbagai macam tenor mulai dari 7 hari sampai dengan 12 bulan dengan bunga yang kompetitif,” ujarnya pada Bisnis, Senin (7/8/2023).

Selain itu, pihaknya menyebut BNC juga memiliki produk deposito yang memberi kemudahan kepada para nasabah untuk dapat menempatkan dananya di produk deposito dan mendapatkan imbal balik yang optimal melalui bunga kompetitif yang BNC tawarkan, di mana apabila dana yang ditempatkan diperlukan sewaktu-waktu, dana tersebut dapat ditarik tanpa penalti.

Saat ini, pengguna Neo Bank sudah mencapai lebih dari 23,9 juta nasabah, meningkat sekitar tiga juta nasabah atau 14,35 persen pada semester I/2023, yang mana pada akhir tahun 2022 jumlah nasabahnya tercatat sejumlah 20,9 juta. 

“Kepercayaan masyarakat terhadap Bank Neo Commerce juga meningkat, hal ini tercermin dengan adanya peningkatan yang sustain setiap bulannya terhadap jumlah nasabah yang menempatkan dananya pada deposito BNC rata-rata sebesar 4,5 persen,” ujarnya. 

Lebih lanjut, jumlah dana yang ditempatkan pada produk deposito Neo WOW juga ikut meningkat rata-rata di sekitar 11 persen tiap bulannya

Jaga Cost of Fund

Selanjutnya, strategi Bank Neo Commerce (BNC) untuk menjaga biaya dana atau cost of funds (CoF) yakni dengan melibatkan peningkatan pada porsi dana dari current account and savings account (CASA) yang pada akhirnya membantu mengimbangi biaya dana yang lebih mahal seperti deposito.

Pendekatan ini membantu bank mengoptimalkan sumber pendanaan dan mengurangi biaya yang terkait dengan pembiayaan.

Dalam upaya memacu CASA, Bank Neo terus melakukan edukasi dan promosi terkait produk-produk unggulan. Salah satunya, melalui produk tabungan Neo NOW, yang memberikan imbal balik optimal dan menawarkan fleksibilitas bagi masyarakat karena dapat ditarik kapan saja dan tanpa ada biaya admin. 

BNC juga  menawarkan cash management dan payroll untuk nasabah korporasi. Sebagai tambahan, memasuki tahun ketiga setelah transformasi menjadi bank dengan layanan digital, diantaranya dengan menyediakan fitur-fitur pembayaran dan transaksi.  

“Ya, mulai dari QRIS, VA Payment, dan Payment Point Online Bank [PPOB], sehingga dengan hal ini, pada akhirnya makin menarik minat masyarakat untuk melakukan transaksi secara rutin dan berkala,” ujar Aditya. 

Adapun, Bank Neo mencatatkan penyusutan rugi bersih pada semester I/2023 menjadi Rp326,77 miliar. Capaian tersebut turun jauh 46,56 persen dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), yaitu Rp611,43 miliar.  

Berdasarkan laporan keuangan, penyusutan kerugian bank didorong oleh peningkatan pesat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hingga 152,07 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp1,37 triliun.

Pertumbuhan pendapatan bunga bank didorong oleh kinerja margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang melesat 599 basis poin (bps) menjadi 16,15 persen pada Juni 2023 dari level 10,16 persen pada Juni 2022. Pendapatan lainnya pun melonjak lima kali lipat atau 406,59 persen yoy menjadi Rp142,81 miliar per Juni 2023. 

Di samping itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan bank digital perlu memberikan insentif atau stimulus untuk menarik perhatian masyarakat agar mau menempatkan dana dalam bentuk dana murah.

“Contoh dengan mengadakan undian berhadiah atau berbagai promo belanja untuk menarik minat nasabah agar mau membuka rekening CASA di bank tersebut,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (4/8/2023). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper