Bisnis.com, JAKARTA - Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp1,15 triliun sepanjang paruh pertama 2023 atau semester I/2023, naik 54,07 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp749,61 miliar.
Mengacu pada laporan keuangan yang dipublikasikan pada Harian Bisnis Indonesia, Kamis (10/8/2023), laba bersih Citibank didorong oleh kinerja pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp2,43 triliun, naik 55,76 persen yoy.
Pendapatan bunga bank ditopang oleh margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang tumbuh 142 basis poin (bps) ke level 5,23 persen pada Juni 2023, dari level 3,81 persen pada Juni 2022.
Selain itu, Citibank meraup keuntungan dari penjabaran transaksi valuta asing sebesar Rp721,03 miliar, melesat 276,73 persen yoy.
Alhasil, rasio profitabilitas bank membaik. Tercatat, rasio imbal ekuitas (return on equity/ROE) Citibank naik 370 bps menjadi 13,59 persen. Lalu, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) bank naik 77 bps menjadi 2,95 persen.
Bank juga kian efisien ditandai dengan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang menyusut dari 71,94 persen pada Juni 2022 menjadi 69,72 persen pada Juni 2023. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Akan tetapi, dari sisi intermediasi, penyaluran kredit Citibank Indonesia turun 1,12 persen yoy, menjadi Rp43,24 triliun. Sementara, aset bank naik 5,67 persen yoy menjadi Rp97,4 triliun.
Kualitas kredit yang dilihat dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross naik dari 2,86 persen pada Juni 2022 menjadi 2,89 persen pada Juni 2023. NPL nett pun naik dari 0,26 persen pada Juni 2022 menjadi 0,31 persen pada Juni 2023.
Dari sisi pendanaan, Citibank Indonesia telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp70,31 triliun, naik 3,23 persen yoy menjadi Rp70,31 triliun. Sementara dana murah atau current account saving account (CASA) turun 6,45 persen yoy menjadi Rp53,2 triliun.