Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Rights Issue Perbankan Masih Ramai, BBYB hingga BCIC Siapkan Ancang-Ancang

Sejumlah bank seperti PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) hingga PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) tengah bersiap menambah permodalan dengan rights issue.
Karyawan melayani nasabah di digital lounge PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) di Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan melayani nasabah di digital lounge PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) di Jakarta, Selasa (7/2/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank seperti PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) hingga PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) tengah berupaya memperkuat permodalannya dengan manjalankan aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue pada sisa waktu tahun ini.

BBYB misalnya telah mendapatkan lampu hijau dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 8 Agustus 2023 lalu untuk menggelar rights issue. 

Dalam RUPSLB tersebut, disetujui oleh pemegang saham bahwa BBYB akan melakukan penambahan modal dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru melalui skema rights issue. Pelaksanaan rights issue ini akan mengikuti ketentuan ketentuan yang berlaku. 

Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama Bank Neo Commerce Aditya Windarwo mengatakan aksi penambahan modal ini dilakukan sebagai salah satu upaya BBYB untuk terus adaptif terhadap perkembangan usaha, ekspansi bisnis yang berkelanjutan, serta menjaga daya saing yang sehat dan kuat. 

"Sebagai bank dengan layanan digital yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, Bank Neo Commerce berkomitmen untuk terus memberikan layanan perbankan berbasis digital yang lebih luas dan lebih lengkap kepada berbagai lapisan masyarakat di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.

Adapun, mengacu analisis perseroan di keterbukaan informasi, aksi rights issue itu akan menambah jumlah ekuitas bank dari Rp3,6 triliun menjadi Rp4,1 triliun atau tumbuh 13,87 persen.

Kemudian aset bertumbuh 2,55 persen dari Rp19,6 triliun sebelum rights issue menjadi Rp20,1 triliun setelah rights issue.

PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) juga berencana melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 4,67 miliar saham seri C atau 25,8 persen dari modal disetor. Harga pelaksanaan rights issue dipatok Rp300. Periode perdagangan rights issue ini ditetapkan pada 5 Oktober 2023 hingga 11 Oktober 2023.

Sementara Itu, nilai emisi saham dari rights issue itu sebesar Rp1,4 triliun. Berdasarkan keterbukaan informasi, dana hasil rights issue ini setelah dikurangi dengan biaya emisi akan dipergunakan untuk memperkuat modal inti. 

PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) atau Bank Nobu juga sedang melaksanakan aksi korporasi rights issue dengan menawarkan sebanyak 2,19 miliar saham. Periode perdagangan rights issue Bank Nobu yakni pada 11 Agustus 2023 hingga 18 Agustus 2023.

Nilai nominal saham ditetapkan dalam rights issue adalah Rp100 dengan harga pelaksanaan Rp410 per saham. "Sehingga, nilai PMHMETD III adalah sebanyak Rp900.017.700.840," demikian dikutip dari keterbukaan informasi.

Selain itu, PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS) akan menggelar aksi penambahan modal melalui rights issue setelah mendapatkan lampu hijau dalam RUPSLB pada 15 Juni 2023. BMAS menggelar rights issue sebanyak-banyaknya 12,5 miliar lembar saham baru atau 59,18 persen dari modal yang disetor perusahaan.

Manajemen BMAS menjelaskan rights issue tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan serta mendukung kegiatan usaha dan kinerja. 

Pada paruh pertama 2023, sejumlah bank juga tercatat telah menjalankan aksi rights issue. PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) telah menggelar rights issue sebagai bentuk komitmennya naik kelas serta masuk menjadi kelompok bank dengan modal inti (KBMI) III.

PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) juga telah menggelar aksi korporasi PMHMETD V kepada para pemegang saham dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 13,18 miliar helai saham baru.

Head of Research Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima mengatakan minat rights issue, termasuk dari emiten perbankan saat ini cukup tinggi karena perekonomian Indonesia dinilai telah memasuki pemulihan setelah Covid-19.

“Perusahaan mencoba memilih opsi rights issue untuk menggalang dana demi menangkap momen pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung,” kata Raphon beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper