Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) tengah berupaya memperkuat struktur permodalannya. Bank Neo Commerce pun telah mendapatkan restu untuk menjalankan aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 8 Agustus 2023 telah memberi lampu hijau bagi BBYB untuk menjalankan aksi rights issue.
Dalam RUPSLB tersebut, disetujui oleh pemegang saham bahwa BBYB akan melakukan penambahan modal dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru melalui skema rights issue. Pelaksanaan rights issue ini akan mengikuti ketentuan ketentuan yang berlaku.
Sementara itu, Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama Bank Neo Commerce Aditya Windarwo mengatakan aksi penambahan modal ini dilakukan sebagai salah satu upaya Bank Neo Commerce untuk terus adaptif terhadap perkembangan usaha, ekspansi bisnis yang berkelanjutan, serta menjaga daya saing yang sehat dan kuat.
"Sebagai bank dengan layanan digital yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, Bank Neo Commerce berkomitmen untuk terus memberikan layanan perbankan berbasis digital yang lebih luas dan lebih lengkap kepada berbagai lapisan masyarakat di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Kamis (10/8/2023).
Berdasarkan keterbukaan informasi, Manajemen BBYB juga telah menjelaskan bahwa dana yang diperoleh dari rights issue setelah dikurangi biaya-biaya, seluruhnya akan dipergunakan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan, termasuk tidak terbatas pada ekspansi kredit, kegiatan operasional perbankan, dan pengembangan teknologi informasi.
Adapun, mengacu analisis perseroan di keterbukaan informasi, aksi rights issue itu akan menambah jumlah ekuitas bank dari Rp3,6 triliun menjadi Rp4,1 triliun atau tumbuh 13,87 persen.
Kemudian aset bertumbuh 2,55 persen dari Rp19,6 triliun sebelum rights issue menjadi Rp20,1 triliun setelah rights issue.
Sementara itu, BBYB masih mencatatkan rugi bersih pada semester I/2023 sebesar Rp326,77 miliar. Namun, rugi bersih bank turun jauh 46,56 persen dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), yaitu Rp611,43 miliar.
Dari sisi intermediasi, Bank Neo Commerce telah menyalurkan kredit Rp10,11 triliun pada semester I/2023, tumbuh pesat 43,6 persen yoy. Dari sisi pendanaan, BBYB telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp15,22 triliun pada semester I/2023, naik 37,86 persen yoy.