Bisnis.com, JAKARTA - Nilai simpanan pelajar di Indonesia tercatat hampir Rp30 triliun atau tepatnya Rp29,13 triliun.
Total nilai tersebut merupakan simpanan para pelajar pada Program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) yang terdiri dari Simpanan Pelajar (SimPel) dan Tabungan Anak.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan hingga 30 Juni 2023 sebanyak 83,24 persen dari total pelajar Indonesia telah memiliki rekening, atau sebanyak 52,73 juta rekening.
“Ini suatu pencapaian yang luar biasa dan dalam periode satu tahun sejak Hari Indonesia Menabung sudah ada tambahan 2,4 juta rekening dengan total angka tabungan Rp4 triliun,” kata wanita yang akrab disapa Kiki, Minggu (20/8/2023).
OJK pun membidik seluruh pelajar Indonesia memiliki rekening untuk mendukung target inklusi keuangan Indonesia sebesar 90 persen pada 2024.
“Ke depan, seluruh pelajar harus punya rekening dan untuk mendukung target inklusi keuangan 2024. Kalau bank semua, dari bank umum, bank Himbara, bank swasta, BPR, dan syariah, semua ikut,” ujar Kiki.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan total nilai simpanan pada program Kejar yang senilai Rp29,13 triliun itu setara dengan biaya pembangunan tol Jakarta-Bandung untuk 600 kilometer (km).
“Katakankanlah Rp30 triliun, dana sebesar itu kalau 1 km jalan tol itu biaya pembangunan di kisaran Rp50 miliar. Kalau Rp30 triliun dari Satu Rekening Satu Pelajar sudah bisa membiayai 600 km jalan tol. Artinya, sekitar 7 kali jalan tol Jakarta-Bandung,” kata Mahendra dalam acara Kreasi Bangkit 2023 bertajuk Hari Indonesia Menabung di Jakarta, Minggu (20/8/2023).
Menurut Mahendra, apabila jumlah tabungan tersebut terus bertambah, maka dapat mencukupi pendanaan pembangunan di Indonesia.
“Bayangkan kalau mereka terus menabung, pasti apa yang kita butuhkan untuk pendanaan pembangunan, seperti infrastruktur, industri, UMKM bisa semakin banyak yang kita penuhi sendiri. Jadi, potensinya sedemikian luar biasa,” ujarnya.