Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Bank Bangkit Lagi, Kuat hingga Akhir Tahun?

Pertumbuhan kredit pada Juli 2023 kembali naik, lebih tinggi ketimbang Juni 2023. Apakah peningkatan ini mampu bertahan hingga akhir tahun?
Ilustrasi bank. /Freepik
Ilustrasi bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan kredit bank hingga awal paruh kedua tahun ini terpantau masih dalam tren perlambatan jika dibandingkan dengan akhir 2022.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, pertumbuhan kredit terlihat berada pada level 11,35 persen yoy pada akhir 2022. Mulai melambat pada awal 2023 dengan pertumbuhan 10,53 persen dan data terkini menunjukkan hingga Juli 2023 pertumbuhannya belum mampu menyamai Desember 2022.

Namun, usai menyentuh level pertumbuhan 7 persen atau terendah sejak akhir tahun pada Juni 2023, bulan lalu penyaluran kredit bank mampu kembali bangkit ke level 8 persen secara tahunan atau yoy.

Kredit Bank Bangkit Lagi, Kuat hingga Akhir Tahun?

Bank Indonesia melaporkan kredit/pembiayaan perbankan pada seluruh segmen dan jenis penggunaan kredit tumbuh 8,54 persen yoy pada Juli 2023, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,76 persen yoy.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan pertumbuhan tersebut terutama dikontribusikan oleh sektor jasa sosial, pertambangan, dan jasa dunia usaha.

Perkembangan ini dipengaruhi sisi penawaran kredit sejalan standar penyaluran kredit perbankan yang masih longgar, sehingga akomodatif terhadap peningkatan pertumbuhan kredit. 

“Pertumbuhan kredit juga dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi sejalan pertumbuhan ekonomi yang meningkat,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (24/8/2023). 

Pembiayaan syariah juga terus meningkat mencapai 17,55 persen (yoy) pada Juli 2023, terutama didorong oleh peningkatan pembiayaan modal kerja.  

Dari sisi segmen UMKM, pertumbuhan kredit mencapai 7,59 persen (yoy) pada Juli 2023, terutama ditopang oleh segmen mikro. 

Untuk mendukung peran intermediasi perbankan, Perry menekankan bahwa BI akan memperkuat efektivitas implementasi insentif kebijakan makroprudensial berkoordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan pada sektor-sektor hilirisasi.  

Sektor tersebut termasuk minerba, pertanian, peternakan, dan perikanan. Untuk sektor perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, inklusif (termasuk UMKM, KUR), dan ultra mikro (UMi), serta ekonomi hijau. 

Deputi Gubernur BI Juda Agung menambahkan bank sentral akan terus memonitor rencana bisnis bank (RBB) yang terpantau optimistis ke depannya. 

“Kami monitor rencana bisnis bank yang baru, keliatannya bank optimistis, yang sebelumya rata-rata pertumbuhan kredit dari RBB bank di awal tahun itu 10,36 persen, sekarang ini di revisi ke atas 11,31 persen. Artinya perbankan lebih optimistis,” katanya.  

Sebelumnya, hal berbeda disampaikan oleh Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro. Dia memprediksi  pertumbuhan kredit perbankan hanya berada di kisaran 8 persen hingga 9 persen.   

“Berdasarkan nowcasting kami, pertumbuhan kredit, ini industri ya bukan Bank Mandiri, akan berada di kisaran 8 persen hingga 9 persen atau relatif di bawah ekspektasi awal tahun kami yang berada di kisaran 10 persen hingga 11 persen,” ujarnya dalam Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook, Selasa (22/8/2023).   

Dia menyebut, proyeksi ini didasarkan atas perhitungan pertumbuhan loan (pinjaman) tahun ini mencapai 3,62 persen year-to-date (ytd) dan pertumbuhan deposito yang terparkir di zona negatif sebesar 1,36 persen (ytd). 

Adapun, pada Juni tahun ini OJK menyampaikan sejumlah bank telah mengajukan revisi rencana bisnis bank (RBB) seiring dengan kredit pada April 2023 yang melandai.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan seiring dengan melandainya kredit pada April 2023, sejumlah bank merevisi rencana bisnis bank (RBB). 

"Kita sudah menerima beberapa bank yang melakukan penyesuaian proyeksi pertumbuhan kredit," kata Dian dalam rapat dewan komisioner (RDK) OJK pada Selasa (6/6/2023). 

Meski begitu, rata-rata bank masih tetap optimistis secara agregat kredit bisa tumbuh sekitar 10 persen pada 2023. "Optimisme itu antara lain didorong perekonomian domestik yang mulai pulih pasca pandemi, persiapan pemilu 2024 yang pada umumnya akan mendorong konsumsi masyarakat, serta permintaan pada jenis kredit lain," katanya.

Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) Lani Darmawan mengatakan meskipun terjadi tren pelambatan penyaluran kredit pada awal tahun, tetapi CIMB Niaga masih optimistis permintaan kredit akan tumbuh pesat pada keseluruhan tahun ini. "Kami melihat animo masih tetap sama," katanya.

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) Yuddy Renaldi juga mengatakan bank, khususnya bank pembangunan daerah (BPD) seperti Bank BJB masih melihat pertumbuhan kredit pada sisa tahun ini yang moncer. 

"Pada tahun ini saya lihat BPD akan melanjutkan pertumbuhannya, sejalan dengan pulihnya ekonomi juga konsumsi masyarakat yg sudah kembali normal," ujarnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper