Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk kian fokus menggarap target market di segmen pembiayaan konsumer, salah satunya melalui pembiayaan kepemilikan rumah.
SEVP Retail Banking Bank Muamalat Dedy Suryadi Dharmawan mengatakan pihaknya bakal mengoptimalkan potensi pasar sektor properti yang dinilai masih cukup prospektif sesuai dengan fokus perusahaan di segmen ritel
"KPR Hijrah Baitullah diluncurkan seiring dengan strategi bisnis bank pertama murni syariah ini yang ingin fokus pada segmen ritel konsumer dimana KPR akan menjadi kontributor terbesar. Nantinya, porsi pembiayaan ritel konsumer akan menjadi 60 persen dan segmen enterprise menjadi 40 persen," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (8/9/2023).
Menurutnya, program KPR Hijrah Baitullah dapat digunakan untuk pembelian rumah baru, pengalihan pembiayaan (take over atau take over plus top up) dan pembiayaan konsumsi beragun properti atau refinancing.
Lebih lanjut, pihaknya pun memberikan benefit dengan turut mengajak nasabah untuk berhaji sedini mungkin yang mana sejalan dengan program Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank Muamalat.
Pada program ini nasabah akan mendapatkan manfaat lebih yaitu pembiayaan rumah (KPR) sekaligus mendapatkan tabungan iB Hijrah Haji/Umrah sebesar Rp25 juta yang dapat dimanfaatkan untuk pendaftaran porsi haji atau biaya umrah bagi yang sudah berhaji. Tabungan ini berlaku kelipatan per Rp1 miliar pembiayaan rumah (KPR) dan maksimal untuk 4 porsi atau setara dengan pembiayaan rumah Rp4 miliar.
Baca Juga
Bahkan, Dedy menambahkan, persyaratannya hanya dengan angsuran lancar selama 6 bulan berturut-turut dengan minimal pembiayaan Rp1 miliar sampai dengan Rp5 miliar serta uang muka ringan hingga 0 persen.
Tak hanya itu, untuk memaksimalkan proses pembiayaan konsumer, Bank Muamalat telah membangun Consumer Processing Center (CPC) di enam kota yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar. Adanya CPC ini diharapkan dapat meningkatkan pemenuhan service level agreement (SLA) yang pada akhirnya akan mempercepat proses pengajuan pembiayaan dengan tetap memastikan kualitas yang baik.
Sebagai informasi, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. memang tengah melakukan refocusing bisnis ke segmen ritel konsumer. Strategi ini dilakukan untuk bisnis yang berkelanjutan dan kinerja yang lebih sehat.
Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan dengan shifting ke segmen ritel konsumer, diharapkan margin yang didapat lebih tebal dengan risiko yang tersebar. Saat ini, porsi pembiayaan Bank Muamalat sekitar 80 persen di enterprise, termasuk SME alias UKM, dan 20 persen di ritel konsumer.
Saat ini, selain pembiayaan rumah, Bank Muamalat sendiri sudah berupaya melakukan sejumlah perbaikan proses bisnis, misalnya dengan menjadi penyalur gaji aparatur sipil negara (ASN) hingga membenahi jaringan cabang, yakni dengan menaikkan status seluruh Kantor Kas (KK) menjadi Kantor Cabang Pembantu (KCP).
Menurut Direktur Keuangan dan Strategi Bank Muamalat Suhendar, hal ini dilakukan untuk makin membuat pembiayaan konsumer ritel makin maksimal.
"Kita lakukan konversi memang untuk melakukan penetrasi, karena awalnya kan fokus di cabang itu funding, sementara lending itu di korporasi. Maka kami ingin mengubah ini," ucap Suhendar dalam pertemuannya dengan Bisnis, Rabu (6/8/2023).
Sepanjang semester I/2023 Bank Muamalat membukukan laba bersih senilai Rp26,9 miliar, naik 27,06 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp21,17 miliar.
Sejalan dengan pertumbuhan laba, Bank Muamalat mencatatkan pertumbuhan aset 6,7 persen yoy menjadi Rp63,9 triliun. Pencapaian aset ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah bank. Total aset tersebut didorong oleh peningkatan pembiayaan yang tumbuh 7,8 persen yoy menjadi sebesar Rp20,4 triliun. Pertumbuhan tertinggi pembiayaan tercatat pada pembiayaan berbagi hasil (musyarakah) yang tumbuh 22,3 persen yoy.
Bank Muamalat telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp47,6 triliun, tumbuh sebesar 5,2 persen yoy. Bank juga mencatatkan komposisi dana murah atau current account savings account (CASA) mencapai Rp20,7 triliun.