Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) menilai pembiayaan alat berat masih menjanjikan sampai akhir 2023.
Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan signifikan dari berbagai sektor seperti kontruksi, pertambangan, infrastruktur, industri manufaktur, dan perkebunan.
“Kalau tahun depan mungkin kami masih belum bisa membaca pergerakan ya. Tapi kalau sampai akhir tahun proyeksi alat berat masih menjanjikan. Walaupun kami lihat harga komoditas naik turun, saya kira itu biasa, secara market masih bagus,” kata Corporate Business Head BFI Finance Stanly Darisang saat ditemui di Pameran Mining Indonesia 2023 di Jakarta International Expo, Kamis (14/9/2023).
Stanly mengatakan sampai akhir tahun proyeksi pembiayaan alat berat masih baik. Sampai akhir tahun ini target yang diharapkan dapat bertumbuh sebesar 15 persen dari pencapaian tahun lalu.
Stanly menambahkan program hilirisasi mineral pun turut mendorong pertumbuhan pembiayaan alat berat. Termasuk nikel, di mana BFI Finance melihat pertumbuhan yang pesat pada pertambangan nikel di wilayah Sulawesi.
“Kami melihat pertumbuhan dari teman-teman supplier penjualan juga tambang nikel di Sulawesi kan banyak sekali ya dan kami juga ada pembiayaan partisipasi di sana dan itu memang jadi pertumbuhan yang luar biasa,” ungkapnya.
Stanly menyebutkan bahwa non-performing loan (NPL) pada sektor alat berat juga masih terjaga yakni di bawah 1 persen. Dengan demikian, pihaknya pun optimistis bahwa pembiayaan alat berat terus prospektif.
Pembiayaan alat berat dan mesin berkontribusi sebanyak 13,5 persen atau senilai Rp3 triliun dari total keseluruhan piutang yang dikelola BFI Finance. Adapun, total piutang yang dikelola sebesar Rp22,4 triliun pada semester I/2023.
Pertumbuhan pembiayaan baru alat berat dan mesin pada semester I/2023 mencapai 46 persen dibandingkan sebelumnya.
Dibandingkan dengan tahun lalu, portofolio pembiayaan alat berat BFI Finance mampu mencapai 120 persen dari target per Agustus 2023.
Target BFI Finance Tahun Ini
BFI Finance telah membidik pembiayaan di kisaran Rp20 triliun—Rp21 triliun sampai akhir tahun ini. Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan bahwa pembiayaan pada semester II/2023 akan terasa berat lantaran perusahaan pernah terkena serangan siber.
BFI Finance harus sedikit menahan laju pembiayaan yang membuat penyaluran pembiayaan perusahaan tidak sekencang seperti pada semester II tahun lalu.
Namun demikian, Sudjono optimistis kinerja BFI Finance akan kembali normal pada kuartal IV/2023.
“Tahun 2023 kurang lebih flat, karena kami terkena sedikit problem di akhir semester I/2023 kena serangan siber. Itu sedikit mempengaruhi, kami mesti ngerem sedikit,” ujar Sudjono dalam Media Gathering di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Sudjono mengatakan BFIN akan tetap fokus di beberapa hal, seperti valuasi, target konsumen, serta credit process yang benar. Lebih lanjut, Sudjono menyampaikan bahwa pembiayaan kendaraan bekas dan alat berat masih menjadi fokus utama perusahaan dalam menyalurkan pembiayaan sepanjang 2023.
“Karena alat-alat berat sebenarnya pertumbuhan market masih lumayan bagus. Tahun ini pertumbuhan di alat berat lebih kencang dibandingkan dengan ritel,” ungkapnya.