Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham BNI Tembus Rekor Baru di Tengah Rencana Stock Split, Dirut: Fair Value Lebih Tinggi

Manajemen BNI menyebutkan fair value perusahaan berada pada level Rp11.393 per lembar. Harga penutupan pekan lalu sebesar Rp10.375 masih mungkin dilewati.
Logo BNI di salah satu gedung perkantoran Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian
Logo BNI di salah satu gedung perkantoran Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terus terkerek naik hingga menyentuh rekor baru sepanjang sejarah seiring dengan rencana pemecahan harga saham atau stock split.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham BBNI terparkir di level Rp10.325 pada penutupan perdagangan pekan ini atau Jumat (29/9/2023), naik 1,98 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga saham BBNI juga naik 7,55 persen. Sementara sepanjang tahun berjalan atau secara year to date (ytd), harga saham BBNI naik 11,92 persen.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan posisi harga saham BBNI itu merupakan rekor tertinggi sepanjang masa atau sejak BBNI melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1996.

Menurutnya, rekor tersebut masih berpotensi untuk bisa kembali terpecahkan pada periode perdagangan berikutnya, sebab secara konsensus para analis menargetkan fair value saham BNI di kisaran Rp11.393 per lembar.

Ia juga mengatakan rekor tersebut tercapai karena tingginya kepercayaan investor yang tercermin dari peningkatan likuiditas perdagangan harian serta terus tercatatnya net foreign buy sebesar Rp2,25 triliun sepanjang 2023. Nilai net foreign buy itu setara dengan 12 persen dari kapitalisasi pasar (market cap).

"Kami mengapresiasi kepercayaan investor terhadap saham BNI ini. Kami tengah melaksanakan aksi korporasi stock split, dan tentunya akan membuat saham BNI semakin atraktif," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Sabtu (30/9/2023).

Sementara itu, rekor baru harga saham BBNI juga tercipta seiring dengan rencana stock split bulan ini. Stock split BBNI telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada bulan lalu. 

Dalam keputusan RUPSLB, stock split ditetapkan dalama rasio 1:2. Artinya, setiapa pemegang 1 lembar saham BNI akan mendapatkan 2 lembar saham hasil pemecahan dengan nominal tercantum saat ini. Setelah disetujui RUPSLB, aksi stock split pun direncanakan akan berlangsung Oktober 2023.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang mengatakan rencana stock split yang akan dilakukan oleh BBNI menjadi sentimen poitif yang terus mendorong saham tersebut. Selain itu, tentunya keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk tetap menahan suku bunga acuan di level 5,5 persen.

Target resistance atau batas atas harga saham BBNI berada di level Rp10.450—Rp10.650. Alrich mengimbau investor untuk mewaspadai normal pullback jika penguatan mulai tertahan di level tersebut. 

Pullback adalah harga saham yang tengah bergerak menyentuh titik resistance, dan akan segera kembali turun menuju titik support atau batas bawah harga. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga menyampaikan tren kenaikan harga saham BBNI dipengaruhi oleh euforia aksi korporasi stock split. “Sebenarnya, kenaikan harga saham BBNI lebih dipengaruhi oleh euforia terkait dengan pelaksanaan atau penyelenggaraan aksi korporasi stock split 1:2. Di sisi lain, sentimen negatif saham BBNI minim.” jelas Nafan kepada Bisnis, Jumat (29/9/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper