Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) milik konglomerat Dato' Sri Tahir mencatatkan laba bersih Rp66,02 miliar pada kuartal III/2023, tergerus 39,83% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp109,74 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank Mayapada sebenarnya mencatatkan peningkatan pendapatan bunga 15,1% yoy menjadi Rp6,53 triliun pada kuartal III/2023. Namun, di saat yang sama beban bunga MAYA membengkak 34,38% menjadi Rp5,12 triliun.
Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank Mayapada pun turun 24,32% yoy menjadi Rp1,4 triliun pada periode sembilan bulan 2023.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank juga susut dari 2,4% pada September 2022 menjadi 1,57% pada September 2023.
Ditambah lagi, sejumlah beban membengkak. Tercatat, beban tenaga kerja naik dari Rp555,25 miliar pada September 2022 menjadi Rp633,79 miliar pada September 2023. Beban lainnya juga terkerek dari Rp704,37 miliar ke Rp776,98 miliar.
Bank juga mencatatkan pembengkakan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 97,62% ke 98,77%. Semakin besar rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Baca Juga
Dari sisi intermediasi, Bank Mayapada telah menyalurkan kredit Rp101,22 triliun pada kuartal III/223, naik 11,18% yoy. Aset bank juga naik 4,53% menjadi Rp135,41 triliun.
Akan tetapi, kualitas aset bank memburuk. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross naik dari 3,11% pada September 2022 ke level 3,8% pada September 2023. NPL nett juga naik dari 1,77% ke 2,93%.
Dari sisi pendanaan, Bank Mayapada telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) Rp109,63 triliun pada kuartal III/2023, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp109,39 triliun.
Sementara, dana murah (current account saving account/CASA) Bank Mayapada tumbuh subur 19,39% yoy menjadi Rp16,13 triliun.