Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancang-Ancang Jadwal Right Issue BTPN dengan 3,09 Miliar Saham

PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) berencana untuk menggelar right issue sebanyak 3,09 miliar lembar saham. Perolehan dana dari aksi korporasi disebut untuk proyek.
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) berencana untuk menggelar right issue sebanyak 3,09 miliar lembar saham. Manajemen menjelaskan tujuan right issue untuk menjalankan rencana pembiayaan proyek perseroan.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Manajemen BTPN menjelaskan bahwa dalam rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue, perseroan bermaksud menawarkan sebanyak-banyaknya 3,09 miliar lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp20 per saham.

Saham baru itu akan diterbitkan dari portepel perseroan dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Saham baru itu juga akan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala aspek dengan seluruh saham lama perseroan, termasuk hak atas dividen.

Adapun, dalam menjalankan right issue, BTPN akan terlebih dahulu meminta persetujuan dari pemegang saham di rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang rencananya digelar pada 7 Desember 2023. Kemudian, BTPN menargetkan PMHMETD II akan dilaksanakan dan selesai pada kuartal I/2024.

Manajemen BTPN menjelaskan tujuan dari pelaksanaan right issue adalah untuk menjalankan rencana pembiayaan proyek perseroan.

"Dengan adanya peningkatan modal melalui PMHMETD II, perseroan akan memiliki tambahan pendanaan untuk menjalankan rencana pembiayaan proyek perseroan yang akan datang," kata Corporate Secretary BTPN Eneng Yulie Andriani dalam keterbukaan informasi pada Selasa (31/10/2023).

Apabila pemegang saham BTPN memilih untuk tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru right issue, maka pemegang saham dapat mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi dalam jumlah maksimum 28%.

Pada awal tahun ini, BTPN juga telah menjelaskan rencana right issue. Direktur Kepatuhan Bank BTPN Dini Herdini mengatakan right issue itu ditujukan salah satunya untuk memenuhi ketentuan saham publik atau free float pada tahun ini. 

Sebagaimana diketahui, dalam ketentuan V Peraturan Bursa No.1-A terkait free float ditetapkan bahwa agar emiten tetap tercatat pada laman bursa, jumlah saham free float paling sedikit yang harus dimiliki perseroan yakni 50 juta saham atau sekitar 7,5% dari jumlah saham tercatat.

Hingga 30 September 2023, BTPN memiliki porsi kepemilikan saham publik di bawah 7,5%. Adapun, kepemilikan saham BTPN didominasi oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) sebesar 92,43% selaku pemegang saham pengendali. 

"Kami harus sudah lepas ke pasar jadi kami punya beberapa bulan dan akan kita sale back ke pasar untuk memenuhi ketentuan bursa," kata Dini dalam agenda Media Gathering Bank BTPN, awal tahun ini (25/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper