Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan insurance technology (insurtech) mengungkap kemungkinan asuransi indeks cuaca untuk petani hadir di Indonesia mulai tahun depan. Hal tersebut diungkapkan oleh Country Manager Igloo Indonesia Henry Mixson saat berbincang dengan Bisnis di Kantor Igloo, Sahid Sudirman Center, Jakarta Pusat.
“Rencananya tahun depan [launching],” kata Henry pekan lalu, Kamis (2/11/2023).
Henry mengatakan asuransi pertanian cukup sulit dan berbiaya mahal. Namun Igloo menggunakan indeks parametrik berbasis blockchain yang mengotomatiskan klaim asuransi petani.
Henry menjelaskan apabila indeksnya sudah menunjukan curah hujan di bawah yang diharapkan untuk panen yang ideal akan dibayarkan oleh asuransi tanpa ke lapangan. Dengan demikian, proses klaimnya lebih cepat dan mudah.
“Jadi kalau pun gagal [panen] atau enggak, kalau dari curah hujannya sudah menunjukan hal itu asuransi tinggal bayar. Jadi dari harga bisa lebih murah karena enggak harus intervensi orang ke lapangan,” kata Henry.
Henry menjelaskan apabila curah hujannya rendah produksi tanaman memang cenderung menurun. Petani bisa merugi, dengan asuransi maka petani bisa lebih terbantu. Kendati demikian, Henry menyadari petani bukan lah segmen yang mudah untuk dipenetrasi asuransi termasuk insurtech. Menurutnya butuh dukungan banyak pihak untuk mengembangkan asuransi tani di Indonesia.
Baca Juga
“Enggak bisa sesimple itu lewat internet aja walaupun penetrasi internet di Indonesia sudah besar 77%, tapi belum semua bisa terpenetrasi. Harus ada kelompok tani, ada pemerintah yang memberitahu, dari kementerian, dari bank yang membantu untuk memberikan edukasi dan menjual asuransi ke mereka,” papar Henry.
Untuk saat ini asuransi indeks cuaca Igloo untuk petani padi sudah berjalan di Vietnam. Negara tersebut diketahui merupakan salah satu dari lima eksportir beras terbesar di dunia, dengan 95% ekspornya berasal dari kawasan Delta Mekong. Namun produksi pangan di Vietnam kerap terhambat lantaran iklim yang buruk seperti banjir yang menyebabkan hilangnya hasil panen petani padi.
Igloo bekerjasama dengan PVI Insurance, Vietnam Meteorological and Hydrological Administration (VNMHA), dan perusahaan reasuransi internasional SCOR untuk menghadirkan asuransi indeks cuaca di Vietnam.
Di sisi lain, Indonesia diketahui merupakan negara agraris, di mana sektor pertanian menjadi hal utama dalam perekonomian nasional dan ketahanan pangan. Banyak penduduk Indonesia yang memiliki mata pencaharian sebagai seorang petani.
Namun saat ini pemain asuransi pertanian saat ini belum terlalu banyak di Indonesia. Perusahaan asuransi umum yang ditunjuk oleh Kementerian Pertanian (Kementan) adalah PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) untuk menyelenggarakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Asuransi tersebut memberikan perlindungan kepada petani dari ancaman risiko gagal panen sebagai akibat risiko banjir, kekeringan, penyakit dan serangan organisme pengganggu tanaman. Sejak 2015-2022, total luas lahan yang telah diproteksi AUTP sebanyak 5.26 juta hektar dengan total petani yang mengikuti program AUTP sebanyak 8,1 juta orang.
Kemudian PT Zurich General Takaful Indonesia atau Zurich Syariah yang memiliki asuransi perlindungan cuaca untuk petani kopi yakni Asuransi Parametrik Indeks Cuaca Syariah. Adapun Zurich melihat potensi Indonesia sebagai penghasil kopi terbesar nomor empat di dunia.
Di sisi lain, industri kopi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyumbang 16,15% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.