Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) menyatakan dana dari aksi galang dana melalui rights issue pada kuartal I/2024, salah satunya akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan pembiayaan PT Summit Oto Finance.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang diterbitkan pada Senin (11/12/2023), BTPN akan menawarkan 3,09 miliar saham dengan nilai nominal Rp20 per saham.
Sayangnya, BTPN belum mengumumkan harga pelaksanaan dan rasio konversi dalam aksi ini. Begitu pula dengan perkiraan dana segar yang akan direngkuh BTPN dari aksi rights issue ini.
Meski demikian, BTPN menyampaikan bahwa dana rights issue akan digunakan salah satunya untuk mengambil alih PT Summit Oto Finance.
“[Dana hasil pelaksanaan rights issue] sebesar kurang lebih 37,2% untuk melakukan ekspansi dan investasi usaha salah satunya melalui pengambilalihan perusahaan yang bergerak di kegiatan usaha pembiayaan, yaitu PT Summit Oto Finance (SOF) dari PT Summit Auto Group yang merupakan anak perusahaan dari Grup SC dan SMBC,” demikian yang tertulis dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (15/12/2023).
Di tengah rencana akuisisi tersebut, tak ada salahnya melihat kinerja PT Summit Oto Finance. Dalam Laporan Tahunan 2022, menunjukkan PT Summit Oto Finance mampu membalik rugi menjadi laba senilai Rp40,06 miliar pada 2022.
Baca Juga
Selain itu, pendapatan Summit Oto Finance juga mengalami peningkatan sebesar 13,37% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,9 triliun pada 2022 dari sebelumnya Rp1,67 triliun pada 2021.
“Peningkatan ini terutama berasal dari meningkatnya pendapatan pembiayaan konsumen perseroan,” demikian yang dikutip dari Laporan Tahunan 2022, Jumat (15/12/2023).
Sementara itu, beban yang ditanggung perusahaan naik 1,42% yoy pada tahun lalu. Beban Summit Oto Finance meningkat dari Rp1,79 triliun pada 2021 menjadi Rp1,82 triliun pada 2022.
Per 31 Desember 2022, jumlah ekuitas Summit Oto Finance tercatat sebesar Rp3,82 triliun, tumbuh 2,06% dari tahun sebelumnya hanya sebesar Rp3,74 triliun. Sedangkan jumlah liabilitas mengalami peningkatan hingga 9,36% dari sebesar Rp4,19 triliun menjadi sejumlah Rp4,58 triliun.
“Peningkatan liabilitas ini terjadi seturut dengan adanya peningkatan pinjaman yang diterima dari pihak berelasi dan pihak ketiga,” ungkapnya.
Adapun, posisi aset Summit Oto Finance per 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp8,40 triliun, meningkat 5,92% yoy dari sebelumnya Rp7,93 triliun. Peningkatan jumlah aset pada tahun ini disebabkan oleh peningkatan nilai Piutang pembiayaan konsumen bersih.
Di sisi lain, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing) NPF net Summit Oto Finance menjadi sebesar 0,29% pada 2022, turun dibandingkan dengan posisi akhir 2021 yang sebesar 2,87%.