Bisnis.com, JAKARTA — Aksi korporasi perbankan mengakuisisi perusahaan pembiayaan alias leasing bukan hal baru yang terjadi di industri.
Kali ini, PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) berencana melebarkan ekosistem sayapnya dengan mengincar dua perusahaan leasing milik Summit Auto Group dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Dua perusahaan tersebut adalah PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance.
Aksi caplok dua leasing itu bakal dilakukan BTPN usai merampungkan rights issue sebanyak 3,09 miliar saham biasa dengan nominal Rp20 per saham yang akan efektif digelar pada kuartal I/2024.
Sebelum BTPN yang akan mengakuisisi leasing milik Summit Auto Group dan SMBC, sejatinya, aksi caplok turut dilakukan sejumlah perbankan. Sebut saja PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN).
Bank Danamon menambah kepemilikan saham di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance. Saat ini, Bank Danamon menggenggam 92,07% saham ADMF dan menjadikan Adira Finance sebagai anak usaha Bank Danamon.
Lantas, apa alasan perbankan ingin mengakuisisi pemain leasing?
Baca Juga
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyampaikan bahwa saat ini sudah terdapat 31 perbankan yang memiliki multifinance.
Melihat rencana BTPN yang akan mengakuisisi perusahaan leasing, Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan bahwa BTPN bisa bertumbuh secara inorganik di portofolio pembiayaan ritel (retail financing). Pasalnya, Summit Oto Finance dan Oto Multiartha memiliki bisnis di pembiayaan mobil dan motor.
“Pembiayaan mobil dan motor sekarang tidak semuanya juga konsumtif, itu ada yang sifatnya produktif untuk kegiatan usaha UMKM. Bank kan Kondisinya Untuk biayai UMKM,” kata Suwandi saat dihubungi Bisnis, Kamis (14/12/2023).
Artinya, lanjut Suwandi, perbankan tumbuh dengan mengakuisisi ritel multifinance dan bisa tumbuh secara inorganik lewat aksi ini.
“Mereka pakai konsep joint financing dan pinjamannya bisa dibukukan di banknya. Sebagai anak perusahaan kan lebih nyaman,” sambungnya.
Suwandi pun tak mengelak aksi BTPN yang mengakuisisi Oto Multiartha dan Summit Oto Finance bakal membuat dua leasing ini mencicipi keuntungan sebagai anak usaha BTPN.
“Bisa lihat bagaimana Danamon bisa membukukan profit yang tinggi dari bagaimana dia memiliki Adira [Finance], bagaimana Maybank memiliki WOM Finance, bagaimana Mandiri memiliki Mandiri Tunas dan Mandiri Utama,” ungkapnya.
Jika berbicara keuntungan, Suwandi menuturkan leasing akan semakin kuat permodalannya karena akan mendapatkan kucuran dana dari perbankan. “Karena sudah jadi anak perusahaan,” sambungnya.
Menurut Suwandi, berlanjutnya aksi bank mengakuisisi leasing ke depan sangat tergantung dari strategi yang dilakukan perbankan.
“Tapi pasti akan ada [perbankan yang kembali mengakuisisi perusahaan leasing]. Ada [bank] yang mungkin memang dia mau fokus di korporasi dan melepas ritel,” imbuhnya.
Raksasa dari Jepang
Berbicara raksasa keuangan Jepang, Bank BTPN juga merupakan bagian dari SMBC Group. Pada 2019, Bank Tabungan Pensiunan Nasional resmi merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) dari Jepang menjadi BTPN.
Di balik aksi korporasi Bank BTPN, saat ditelusuri lebih jauh, menariknya PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance merupakan leasing yang sebagian sahamnya dimiliki oleh perusahaan raksasa keuangan yang terkemuka di Jepang, SMBC.
Kedua leasing ini juga dimiliki PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA), yang merupakan perusahaan milik Sinar Mas Group atau milik gurita bisnis Eka Tjipta Widjaja.
Melansir laman resmi Oto Multiartha, Kamis (14/12/2023), PT Oto Multiartha pertama kali didirikan pada 1994 dengan nama PT Manunggal Multi Finance. Pada 1996, Sumitomo Corporation, salah satu perusahaan perdagangan umum di Jepang mengakuisisi saham Oto Multiartha sehingga resmi menjadi salah satu pemegang saham.
Kemudian, setelah melalui rekapitalisasi struktur permodalan yang dilakukan pada 1998, Sumitomo Corporation berperan sebagai pemegang saham mayoritas. Lalu, pada Maret 2016, SMBC dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) bergabung menjadi pemegang saham.
Per 31 Desember 2022, PT Summit Auto Group merengkuh 49,9% kepemilikan saham Oto Multiartha. Sebanyak 35,1% saham dimiliki SMBC, dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk. yang menggenggam 15% saham Oto Multiartha.
Sementara itu, PT Summit Oto Finance dalam laman resminya, tertulis bahwa perusahaan pertama kali bernama PT Summit Sinar Mas Finance. Di mana, Sumitomo Corporation merupakan salah satu perusahaan perdagangan umum Sogo Sosha di Jepang menjadi salah satu pemegang saham pada saat perusahaan didirikan, dan merupakan pemegang saham terbesar di Summit Sinar Mas Finance.
Lalu, pada 2003, perusahaan berganti nama menjadi PT Summit Oto Finance. Dengan merujuk Laporan Tahunan 2022, kepemilikan saham PT Summit Oto Finance per 31 Desember 2022 terdiri dari PT Summit Auto Group sebanyak 49,90%, SMBC sebesar 35,10%, dan PT Sinar Mas Multi Artha Tbk. menggenggam 15,00%.