Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Umum Grup Salim (AHAP) Catat Produk Harta Benda jadi Andalan

Asuransi umum dalam grup salim, AHAP mencatat hingga kuartal III/2023 produk asuransi harta benda menjadi penyumbang bisnis terbesar mencapai Rp216 milliar.
PT Asuransi Harta Aman Pratama (AHAP) didirikan pada 28 Mei 1982./Istimewa
PT Asuransi Harta Aman Pratama (AHAP) didirikan pada 28 Mei 1982./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Harta Aman Pratama (AHAP) mencatatkan premi bruto mencapai Rp484 miliar pada kuartal III/2023. Sementara premi bruto sepanjang tahun 2022 mencapai Rp679 miliar. 

Direktur Kepatuhan dan Corporate Secretary AHAP Sutjianta mengungkap premi paling besar pada kuartal III/2023 adalah asuransi harta benda yang mencapai Rp216 milliar.

“Harta benda ada kebakaran, bencana alam, itu sampai 44,75%, ini paling besar porsinya. Yang cukup besar juga ada engineering atau rekayasa 22,13%,” kata  Sutjianta dalam Public Expose di Jakarta, Rabu (20/12/2023). 

Kemudian asuransi kendaraan menempati posisi ketiga dengan porsi mencapai 20,54%.  Untuk yang lainnya yakni pengangkutan 6,76%, aneka 1,94%, kesehatan 2,04%, rangka kapal 1,67%, kecelekaan diri 0,07%, dan tanggung gugat 0,23%. 

Pada kuartal III/2023, perseroan mencatatkan hasil underwriting yakni Rp78 miliar. Selain itu AHAP juga mencatatkan kerugian sebelum pajak sebanyak Rp14,3 miliar. 

Sutjianta mengatakan ada beberapa kendala yang dihadapi AHAP dan industri pada tahun ini. Terutama kondisi hard market yang terjadi pada pasar reasuransi, yang mengakibatkan penurunan kapasitas dan komisi reasuransi diterima. 

Kemudian, melambatnya recovery reasuransi yang menimbulkan gangguan pada arus kas perusahaan. Tahun ini ada juga kecenderungan peningkatan nilai klaim pada industri asuransi umum.

“Jadi yang dulu-dulunya klaim jarang terdenger di atas Rp1 triliun, itu ada beberapa kali terjadi, itu kecenderungan yang terjadi sekarang,” katanya. 

Selain itu, lanjut Sutjianta, fluktuasi nilai mata uang yang cukup tajam juga menyebabkan kerugian akibat selisih kurs. Ada beberapa langkah yang telah dilakukan oleh perseroan selama tahun ini. 

Beberapa di antaranya menjaga hubungan baik dengan reasuradur dan bekerja sama dalam upaya menciptakan hubungan bisnis dan strategi bisnis antara lain dengan menyempurnakan kebijakan underwriting guna menghasilkan underwriting yang memadai dan menguntungkan kedua pihak. 

“Kemudian hanya menggunakan reasuradur yang memiliki reputasi dan peringkat yang baik, terpercaya, dan memenuhi persyaratan sesuai ketentuan regulasi yang berlaku,”tutur Sutjianta. 

Selain itu, mengkaji ulang dan penyempurnaan kebijakan underwriting serta klaim. Terakhir menjaga keseimbangan antara aset dan liabilitas dalam berbagai mata uang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper