Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Harta Aman Pratama (AHAP), asuransi umum dalam konglomerasi Grup Salim, menargetkan dapat membukukan laba pada 2024, setelah mengalami kerugian pada tahun ini.
Pada kuartal III/2023, perseroan mengalami kerugian (sebelum pajak) Rp14,3 miliar. Angka tersebut juga meningkat dibandingkan kerugian yang dialami sepanjang 2022 yakni Rp7 miliar.
Direktur Kepatuhan sekaligus Sekretaris Perusahaan AHAP Sutjianta mengatakan perusahaan telah mengirimkan rencana bisnis tahun depan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengejar target laba.
“Dalam rencana bisnis tersebut, perseroan mencanangkan laba sebesar 1% dari gross written premium minimal. Artinya minimal 1 % dari GWP. Jadi ini lah yang kami sampaikan dalam rencana bisnis yang kami submit ke OJK,” tutur Sutjianta dalam Public Expose di Jakarta, Rabu (20/12/2023).
Adapun untuk mencapai laba tersebut sejumlah strategi diterapkan perseroan. Beberapa di antaranya meningkatkan kualitas pelayanan yang diwujudkan dengan pencairan klaimnya lebih cepat. Tidak hanya itu, perseroan juga akan fokus pada menciptakan hasil underwriting yang menguntungkan.
“Seleksi risiko, berhati-hati, dan pruden [juga dilakukan],” ungkap Sutjianta.
Baca Juga
Pada kuartal II/2023, AHAP mencatatkan premi bruto sebanyak Rp484 miliar atau turun 9,43% dibandingkan pada tahun sebelumnya yakni Rp534,43 miliar.
Sementara itu dari sisi aset mencapai Rp946 miliar, atau naik 25,3% dibandingkan Rp754,7 miliar pada September 2022. Sementara ekuitasnya baru mencapai Rp195,8 miliar.
Tingkat kesehatan finansial dilihat dari Risk Based Capital (RBC) perseroan mencapai 175%. Angka tersebut berada di atas ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120%.
Untuk diketahui, pemegang saham AHAP adalah Asuransi Central Asia (ACA) sebesar (62,57%). Entitas ini dimiliki oleh Anthony Salim, pengendali Grup Salim. Selanjutnya, saham AHAP dimiliki Sendra Gunawan (12,49%). Sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat di bawah 5%.