Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengatakan guna menggenjot pertumbuhan kartu debit di tengah maraknya opsi pembayaran dengan instrumen Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)
“Selain itu, kami juga melakukan penambahan jenis produk atau fitur pada Mandiri Debit,” ujar SVP Retail Deposit Product And Solution Group Bank Mandiri Evi Dempowati pada Bisnis, Kamis (11/1/2024).
Adapun, strategi Bank Mandiri dalam meningkatkan pertumbuhan Mandiri Debit adalah dengan memberikan inovasi fitur pembayaran yang memberikan kemudahan dan fleksibilitas transaksional bagi nasabah.
Salah satunya lewat peluncuran Mandiri Debit Contactless yang bisa digunakan bertransaksi tanpa kartu, baik untuk transaksi di dalam negeri maupun di luar negeri.
“Bank Mandiri juga telah memiliki produk Mandiri Debit Virtual untuk memenuhi keamanan dan kenyamanan bertransaksi online bagi nasabah,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, sejumlah ekonom memproyeksikan nantinya bakal terjadi perlambatan transaksi via kartu di tengah transaksi digital yang terus bertumbuh.
Baca Juga
Berdasarkan laporan Bank Indonesia, per November 2023, secara industri nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp662,39 triliun, turun sebesar 0,39% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Bahkan, pada bulan sebelumnya atau Oktober 2023, di mana BI mencatatkan penurunan nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit 3,53% yoy.
Tak hanya terjadi sekali, penyusutan akan penggunaan kartu nyatanya juga terjadi pada September 2023. Tercatat, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit susut 4,55% secara tahunan.
Padahal, per Desember 2022 nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit masih naik 16,85% yoy menjadi Rp664,9 triliun.
Sebaliknya, per November 2023, nilai transaksi digital banking tercatat Rp5.163,76 triliun atau tumbuh sebesar 13,21% (yoy), sementara itu nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 16,95% (yoy) sehingga mencapai Rp41,30 triliun.
Nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 157,43% (yoy) sehingga mencapai Rp24,90 triliun, dengan jumlah pengguna 45,03 juta.