Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Olah Strategi BNI (BBNI) Jaga Bisnis Kartu Saat Digempur QRIS

Untuk mendorong pertumbuhan kartu debit, BNI konsisten memberikan kegiatan program promo yang dilakukan secara offline di ruang publik.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Jumat (30/12). /Bisnis-Abdurachman
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Jumat (30/12). /Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terus menggenjot pertumbuhan kartu debit di tengah maraknya opsi pembayaran dengan instrumen Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Pasalnya, ekonom memproyeksikan bakal terjadi perlambatan transaksi via kartu fisik di tengah transaksi digital yang terus bertumbuh.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyebut untuk mendorong pertumbuhan kartu debit BNI, pihaknya konsisten memberikan kegiatan program promo yang dilakukan secara offline di ruang publik.

"Seperti bazaar, pameran, exhibition. Kami juga memberikan promo online dengan penawaran discount, cashback, reward point yang menarik untuk transaksi di berbagai merchant baik di dalam maupun luar negeri," ujarnya pada Bisnis, Senin (15/1/2024).

Kemudian, BNI juga terus melakukan pengembangan fitur-fitur baru yang di Kartu Debit BNI serta memberikan kecepatan dan kemudahan dalam bertransaksi seperti kartu debit contactless.

"Kami pun melakukan pengembangan channel untuk kemudahan dalam pembukaan rekening dan memperoleh kartu debitnya. Tidak hanya melalui kantor cabang tapi juga melalui Mesin DigiCS Melalui mesin DigiCS yang saat ini tersebar di lebih dari 100 lokasi," katanya.

Tercatat, saat ini total Kartu Debit BNI hingga Desember 2023 mencapai sekitar 42 juta atau tumbuh sebesar 6% secara tahunan (YoY). Volume transaksi mencapai lebih dari Rp37 triliun.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia, per November 2023, secara industri nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp662,39 triliun, turun sebesar 0,39% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Bahkan, pada bulan sebelumnya atau Oktober 2023, di mana BI mencatatkan penurunan nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit 3,53% yoy.

Tak hanya terjadi sekali, penyusutan akan penggunaan kartu nyatanya juga terjadi pada September 2023. Tercatat, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit susut 4,55% secara tahunan.

Padahal, per Desember 2022 nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit masih naik 16,85% yoy menjadi Rp664,9 triliun.

Sebaliknya, per November 2023, nilai transaksi digital banking tercatat Rp5.163,76 triliun atau tumbuh sebesar 13,21% (yoy), sementara itu nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 16,95% (yoy) sehingga mencapai Rp41,30 triliun.

Bahkan, nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 157,43% year-on-year sehingga mencapai Rp24,90 triliun, dengan jumlah pengguna 45,03 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper