Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan produk multiguna mendominasi piutang industri pembiayaan alias leasing pada Oktober 2023.
Merujuk data Statistik Lembaga Pembiayaan Oktober 2023 yang dipublikasikan OJK baru-baru ini serta dikutip Senin (22/1/2024), piutang pembiayaan multiguna mencapai Rp238,99 triliun. Posisinya naik 14,19% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Dari pertumbuhan itu juga terlihat bahwa piutang pembiayaan multiguna mengambil porsi sebesar 51,61% terhadap total kredit yang mencapai Rp463,12 triliun.
Pada periode yang sama, OJK juga menyampaikan bahwa piutang pembiayaan investasi juga tumbuh 13,96% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp137,57 triliun menjadi Rp156,77 triliun. Pembiayaan investasi mengambil kue 33,85% dari total piutang pembiayaan industri.
Berikutnya, pembiayaan modal kerja mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,57% yoy. Nilainya naik menjadi Rp43,55 triliun pada Oktober 2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp37,04 triliun.
Kemudian, pembiayaan lainnya berdasarkan persetujuan OJK juga meningkat 18,65% yoy menjadi Rp549 miliar dari Rp463 miliar. Berikutnya, pembiayan berdasarkan prinsip syariah menjadi Rp18,26 triliun dari Rp23,25 triliun atau mampu bertumbuh 27,31% yoy.
Baca Juga
Secara keseluruhan, OJK mencatat piutang pembiayaan di industri perusahaan pembiayaan mencapai Rp463,12 triliun pada sepuluh bulan pertama 2023. Jumlah piutangnya naik 15,02% yoy dari Rp402,64 triliun.
Dari sisi rasio kesehatan, regulator menyampaikan bahwa rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) berada di level 2,57%. Kemudian, rasio ROA dan ROE masing-masing berada di angka 5,79% dan 15,47%.
Berikutnya, rasio penyertaan modal sebesar 1,35%. Serta, rasio rasio biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) terjaga di level 76,39% pada Oktober 2023.