Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) optimistis kredit kian tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan berada di level solid yakni 5%.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyebut hal ini didukung konsumsi swasta yang mencapai 53% dari total PDB nasional. Selanjutnya konsumsi semakin diperkirakan akan makin menguat lantaran efek belanja pemilu, peningkatan gaji PNS dan realisasi belanja fiskal yang lebih agresif.
“Pertumbuhan kredit punya korelasi dengan PDB. Kami memproyeksikan loan demand meningkat di semester kedua didorong oleh kredit konsumer dan modal kerja,” ujarnya dalam Paparan Kinerja 2023, Jumat (26/1/2024).
Lanjutnya, pada 2024 selain membidik segmen korporasi dan consumer, perseroan juga melihat tingginya potensi pada segmen UMKM.
“Secara total kami memperkirakan kredit di kisaran 9-11% yang sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit di industri,” ucap Novita.
Adapun, untuk mendukung ekspansi kredit, perseroan akan mendorong pertumbuhan DPK giro dan tabungan, melalui optimalisasi transaksi based dana murah alias current account saving account (CASA) sebagai motor utama likuiditas lewat kanal dan layanan digital dengan porsian yang terjaga di atas 70%.
Baca Juga
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) secara konsolidasi mencatatkan laba bersih sepanjang 2023 mencapai Rp21,11 triliun atau naik 14,23% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp18,48 triliun pada tahun sebelumnya. Dari laba konsolidasi BNI 2023 ini, sebanyak Rp196,75 miliar akan diatribusikan kepada entitas non pengendali. Sedangkan Rp20,9 triliun menjadi laba yang dijadikan dasar untuk pembagian dividen karena masuk entitas induk.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, Jumat (26/1/2024), pertumbuhan laba ini terdorong dari pendapatan bunga bersih secara konsolidasi yang mencapai Rp41,28 triliun sepanjang 2023, angka ini turun tipis 0,11% dibanding capaian periode yang sama tahun lalu yaitu Rp41,32 triliun.
Laba perusahaan juga terdorong dari raihan fee based income yang mencapai Rp10,12 triliun, tumbuh 3,92% dari periode tahun lalu Rp9,74 triliun sepanjang 2022.
Pendapatan lainnya juga tumbuh signifikan hingga 26,02% menjadi Rp6,09 triliun sepanjang 2023, dari sebelumnya Rp4,83 triliun pada akhir 2022.
Dari segi fungsi intermediasi, BNI telah menyalurkan kredit secara konsolidasi mencapai Rp695,08 triliun, naik 7,57% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp646,19 triliun pada 2022. Alhasil, peningkatan kredit membuat aset BNI ikut terkerek menjadi Rp1.086,66 triliun atau tumbuh 5,52% dibanding sepanjang 2022 yakni Rp1.029.84 triliun.
Seiring dengan penyaluran kredit, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan) gross berada di level 2,14% dari sebelumnya 2,81% dan NPL net ada di level 0,61% sepanjang 2023, lebih tinggi dibanding capaian 2022 yaitu 0,49%. Net interest margin (NIM) BNI tercatat mencapai 4,58% sepanjang 2023.
Adapun, dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI mampu meraup Rp810,73 triliun atau tumbuh 5,4% secara tahunan.