Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Optimistis Suku Bunga The Fed Turun Semester II/2024

Perry Warjiyo mengatakan meski ada spekulasi the Fed masih menaikkan suku bunga tahun ini, namun dirinya melihat The Fed akan memangkas pada semester II/2024.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG pada Rabu (17/1/2024)./ Dok tangkapan Youtube Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG pada Rabu (17/1/2024)./ Dok tangkapan Youtube Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa Indonesia terus waspada terhadap segala kebijakan moneter, termasuk langkah Federal Reserve (the Fed) untuk memangkas suku bunga pada 2024.

Perry menyampaikan meski ada spekulasi the Fed masih akan menaikkan suku bunga pada tahun ini, namun satu hal yang pasti, dirinya melihat The Fed akan memangkasnya pada semester II/2024. 

“Semua orang masih menebak, apa benar fed fund rate (FFR) akan naik di semester I/2024? kami perkirakan mungkin di semester II/2024 tetapi jelas akan turun InsyaAllah,” ungkapnya dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023, Rabu (31/1/2024). 

Setidaknya, Perry melihat pengetatan tersebut akan mereda di tahun ini. Seiring dengan hal tersebut, dolar yang masih menguat akan melemah dan mendorong rupiah untuk apresiasi.

Melalui bauran kebijakan khas milik BI, gubernur dua periode tersebut menjanjikan rupiah akan terus stabil dan menguat hingga akhir tahun ini. 

Sebelumnya pun dalam hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Perry berpandangan bahwa rapat FOMC yang digelar 30 Januari – 31 Januari 2024 masih belum akan memangkas suku bunga. 

“Pasar kemarin memperkirakan FFR akan turun, bahkan ada yg mengatakan pada kuartal I dan II, tapi ternyata data-data terakhir, FOMC kayaknya sabar untuk tidak buru-buru menurunkan FFR,” katanya dalam konferensi pers hasil rapat berkala KSSK, Selasa (30/1/2024).

Dirinya mengatakan, perkiraan tersebut sejalan dengan perekonomian AS yang masih tumbuh baik, sementara inflasi inti belum turun ke target sasaran.

Perry juga menyampaikan, perkembangan nilai tukar rupiah dalam dua pekan terakhir lebih dipengaruhi oleh pemberitaan terkait dengan kondisi global tersebut, salah satunya arah suku bunga kebijakan the Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper