Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuasai Pasar Syariah, Dana Murah dan Pembiayaan BSI (BRIS) Pepet Top 4 Bank

Penyaluran pembiayaan dan raupan dana murah BSI (BRIS) sepanjang 2023 menempel capaian 4 bank besar di Indonesia.
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. alias BSI (BRIS) membukukan kinerja yang moncer sepanjang 2023, bahkan capaian atas dana murah dan pembiayaan BSI bersaing ketat dengan empat bank jumbo Tanah Air lainnya. 

Misalnya dari dana murah, BSI kini gencar meningkatkan jumlah tabungan nasabah untuk mempertahankan profitabilitas dalam menghadapi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang masih tertahan di level 6%. 

Tercatat, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BSI hingga Desember 2023 mencapai Rp293,77 triliun, tumbuh 12,35% secara tahunan. Porsi dana murah atau current account savings account (CASA) terhadap DPK bank mencapai 60,6% dari total DPK.

Direktur Keuangan BSI Ade Cahyo Nugroho menyebut perolehan DPK sendiri didominasi oleh tabungan, sehingga ini memberikan dampak positif dalam menciptakan biaya dana alias cost of fund yang lebih murah dan stabilitas pertumbuhan persero. 

“Tabungan bisnis jadi backbone BSI. Kita senang BSI [tabungan] tumbuh 7,08% terbaik di industri. Menempatkan BSI menjadi bank nomor lima terbaik dari sisi tabungan di Indonesia,” katanya

Jika dirinci, tabungan memang mendominasi perolehan dana pihak ketiga BSI, di mana porsinya nyaris setengah dari DPK, yakni 42,46% mencapai Rp124,73 triliun.

Lalu, deposito mengekor dengan raihan porsi 39,43% atau sebesar Rp115,85 triliun dan yang terakhir giro yakni 18,11% atau mencapai Rp53,2 triliun. 

Dari sisi tabungan BSI berada di urutan kelima atas raupan tabungan terbesar di Tanah Air, maka empat posisi lainnya masih didudukungi oleh sejumlah bank jumbo Tanah Air, seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA)  hingga PT Bank Negara Indonesia Tbk. (Persero) Tbk. (BBNI) 

Apabila dibandingkan secara bank only, BCA menjadi bank sebagai pendulang tabungan terbesar di Indonesia dengan raupan Rp530,79 triliun, tumbuh 2% sepanjang 2023. Porsi tabungan mencapai 49,06% dari total DPK yang menyentuh Rp1.081,85 triliun. 

Lalu, BRI menjadi pendulang terbesar kedua secara bank only dengan raupan Rp526,51 triliun, tumbuh 1,05%. Di mana porsi tabungan sebesar 38,92% dari total DPK. 

Bank Mandiri menjadi bank pendulang tabungan terbesar ketiga secara bank only dengan capaian Rp453,71 triliun sepajang 2023, naik 5,92% secara tahunan. Adapun, porsi tabungan mencapai 36,35% dari total DPK

Terakhir, di posisi keempat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menjadi bank dengan tabungan mencapai Rp231 triliun pada 2023 secara bank only, susut 4,49% dari sebelumnya Rp241,86 triliun pada 2022. Di mana porsi tabungan mencapai 28,81% dari total DPK. 

Pembiayaan BSI

Lebih lanjut, dari sisi kinerja intermediasi, sepanjang 2023, BSI mencatat jumlah pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp240,32 triliun atau tumbuh 15,70% year on year

“Dari sisi pertumbuhan pembiayaan tercatat BSI dengan pertumbuhan pembiayaan terbaik di market. Segmen sangat baik ada di konsumer dan wholesale,” ucap Cahyo.

Jika ditilik, secara konsolidasi kredit bank-bank jumbo tumbuh signifikan sepanjang 2023. Tercatat, kredit bank Mandiri tumbuh 16,3% yoy menjadi Rp1.398,1 triliun. Lalu, BCA secara konsolidasi juga membukukan kredit yang naik 13,9% YoY menjadi Rp810,4 triliun

Dari sisi intermediasi, BRI juga telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.197,75 triliun, kemudian pinjaman syariah secara konsolidasi sebesar Rp13,67 triliun dan piutang pembiayaan sebesar Rp55 triliun sepanjang 2023. Alhasil, secara total kredit dan pembiayaan BRI menjadi Rp1.266,43 triliun, naik 11,18% sepanjang 2023. 

BNI juga telah menyalurkan kredit secara konsolidasi mencapai Rp695,08 triliun, naik 7,57% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp646,19 triliun pada 2022.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper