Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut BSI Kembali Buka Suara soal Investor Baru Pengganti BRI dan BNI

Direktur Utama BSI Hery Gunardi memberikan penjelasan mengenai rencana masuknya investor strategis.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI)- Bisnis/Himawan L Nugraha
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI)- Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA --  PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) buka suara soal rencana masuknya investor strategis baru seiring dengan aksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) yang bakal melakukan divestasi saham

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan BSI tidak memiliki kendali penuh atas keputusan masuknya investor strategis dan sepenuhnya akan mengikuti arahan sesuai dengan keputusan para pemegang saham. 

“Ini lebih ke domain pemegang saham. Saat ini, pertimbangan soal strategic investor ataupun pola yang lain sedang dikaji lebih jauh [oleh para pemegang saham],” ucapnya dalam Paparan Kinerja BSI 2023, Kamis (1/2/2024). 

Dengan adanya proses yang belum rampung ini, membuat BSI belum memperoleh gambaran jelas siapa yang akan menggantikan investor kepemilikan BBRI dan BBNI. 

Lebih lanjut, Hery mengatakan terkait dengan aksi korporasi tahun 2024, sebagai perbankan yang sedang berkembang, perseroan tidak pernah menutup peluang untuk berekspansi tergantung kebutuhan dan situasi yang ada.

Namun, di samping agresif dalam melakukan ekspansi, Hery menyebut penting untuk mengelola modal dan ketersediaan dana dengan optimal. 

“Pertumbuhan memang harus di-drive dari dua sisi, organik dan non-organic. Di BSI sendiri pertumbuhan organik sangat masif, tercermin dari capaian yang rerata dobel digit, ini menunjukkan upside dari pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia ini sangat lebar,” katanya.

Oleh karena itu, untuk saat ini perseroan akan menggunakan kelebihannya, terlebih BSI belum memiliki kompetitor di industri perbankan syariah, untuk mengkaji dan mencari peluang bisnis demi terus menumbuhkan kinerja.

Adapun, berdasarkan catatan Bisnis, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan bahwa investor global menginginkan kepemilikan saham BSI hingga 20% atau lebih tinggi dari penawaran yang diberikan.  

Dalam roadshow ke Timur Tengah pada awal Oktober 2023, Erick mengatakan sebagian investor global ingin masuk sebagai pemegang saham BSI dengan komposisi sebesar 15%-20%. Adapun tawaran yang diberikan berkisar di angka 10% hingga 11%. 

“Mereka ingin masuk kalau bisa lebih dari 10%, tidak seperti yang kami tawarkan hanya 10% - 11%. Kalau bisa 15% atau 20% sehingga menjadi strategic partner,” kata Erick dalam konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12/2023).  

Dengan kondisi tersebut, Erick menyatakan bahwa para pemegang saham BSI, yakni BRI, BNI, dan Bank Mandiri perlu melakukan diskusi ulang terkait hal itu.  

Saat ini, berdasarkan data RTI Business, komposisi pemegang saham BSI per 31 Desember 2023, terdiri atas Bank Mandiri yang menggenggam 51,74% saham, diikuti BNI sebesar 23,24%, dan BRI mencapai 15,38%. Sementara itu, kepemilikan publik atas saham BSI sebesar 9,87%.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper